Senin, 12 Desember 2016
My story
Assalamualaikum. Hai sobat, ada gue lagi nih, gatel pengen nulis di blog. Pada tulisan edisi hari ini, gue mau menceritakan tentang pengalaman gue bisa bawa motor. Are you ready for reading? Let's start to read.
The day, thursday, December 8, 2016: the day is the first time I brought motorcycle to my work place (school). Not just brought it but I was successful to ride it by myself. Wuiih amazing! Finally, after practiced how to ride motorcycle for about three weeks, yes I can ride it by myself now, horrayy.
Yap, akhirnya, setelah sekian lama gue belajar motor di rumah: yang pertama2nya belajarnya hanya maju-mundur maju-mundur cantik, terus belajar belokkin setang motor, terus nekad ke jalan yang dekat2 rumah dulu sendirian, terus dikawal sama ayah ke jalan yang lumayan jauh dari rumah, yang banyak tikungan tajamnya buat beli bensin. Nah, ketika itu, gue merasa kalau gue udah bisa karena bisa melalui rintangan tikungan tajam dan gue jadi super pede mau bawa itu motor ke sekolah. Awalnya, ayah gue tidak mengizinkan "ah belum bisa kamu" ayah gue berkata demikian pada tanggal 7 desember 2016. Dan, omongan gue dianggap angin kentut. Dan, okelah, saat itu, gue nurut aja dan hari itu masih juga diantar oleh ayah gue ke tempat kerja (sekolah). Keesokan harinya, ayah gue lagi tiduran di kamar terus gue ngomong lagi "aku bawa motor sendiri ya" gue berkata demikian sambil nunjukkin kuncinya yang udah gue pegang. "Belum bisa kamu tuh" ayah gue masih berkata demikian. Gue merajuk ayah gue supaya bawa motor sendiri dengan berkata "ya udah atuh sama papah atuh bareng, dikawal" ayah gue tampak sedang berfikir. Gue berkata lagi "kalau ga dicoba ga akan bisa2" Dan, rajukan gue pun akhirnya membuahkan hasil, ayah gue pun mengizinkan walaupun pada hari itu gue dikawal sama orang tua gue,, aiiih kayak apaan aja.. tapi, ga apa2 daripada tidak. Dengan berbekal motor, semangat dan doa2 sepanjang perjalanan menuju sekolah yang jalanannya begitu dahsyat untuk dilewati #halah lebay deh, eh tapi benar lho jalanannya itu yaa jelek bangeeet.. Gue sempet takut juga sih apalagi banyak motor berseliweran samping kanan kiri gue tapi gue berdoa aja atau sambil dzikir. Dan, akhirnya, Alhamdulillah, sampai juga di sekolah.. Alhamdulillah ya Allah.
Keinginan bisa naik motor sebenarnya udah lama banget ada di dalam benak gue. Alasannya, kemana-mana naik angkot, belum lagi sebelum naik angkot harus naik ojek dulu, nyari ojek, cape jalan menuju pangkalan ojek, jarak dari rumah gue ke pangkalan ojek lumayan jauh, udah gitu naik ojek lumayan kempesin dompet juga. Ketika itu terbesit lah rangkaian kata indah di hati gue "pengen deh bisa motor" dan ya sempat belajar juga tapi ga lama karena bosan soalnya ga bisa2, mana pernah nabrak pula sampai jari kakinya jadi lecet dan berdarah. Jadi trauma. Payah. So, omongan gue saat itu hanya menjadi omongan yang tak bermakna selayaknya debu lalu akhirnya diterbangkan angin melaju entah ke mana menuju #sok puitis ya. Keinginan yang terputus. Tenggelam. Beberapa tahun kemudian (lama juga ya) tiba2, keinginan itu terbesit kembali gara2 waktu itu ayah gue lagi pergi selama 40 hari, lho apa hubungannya? Iya ada, karena gue kalau pergi kerja kan diantar sama ayah. Kalau ayah lagi ga bisa antar, terpaksa gue naik ojek. Nah, selama 40 hari itu tentu gue harus naik ojek. Lumayan juga tabungan jadi menipis, hiks. Dan, hal itulah yang buat gue bertekad bulat kuat kalau gue harus bisa mengendarai motor. Ya, mulailah gue belajar lagi, perlahan-lahan, terus melaju. Dan motivasi gue semakin kuat saat gue beli motor jadi punya motor sendiri buat belajar. Ga lama ya kira2 3-4 minggu lah gue akhirnya bisa walaupun masih belum lihai, belum berani ngebut dan nyusul kendaraan di depan gue, tapi ga apa2 lagian buat apa ngebut kayak lagi dikejar-kejar polisi atau kayak lagi kebelet, wkwkk. Jadi, santai aja deh bawa motornya dan sambil dzikir #nasihat ayah. Nah, itu pengalaman gue bisa bawa motor. Kenapa ga dari dulu aja ya keinginan itu mewujud menjadi nyata? ya, jelas karena ga ada usaha dari diri gue sendiri dan belum apa2 sudah menyerah angkat tangan. Nah, sobat, bila kalian memiliki keinginan akan suatu hal, jangan biarkan itu tenggelam, jangan biarkan itu mendebu, jangan biarkan itu menjadi angan2 semata, tapi wujudkan lah itu menjadi nyata. Bagaimana caranya? dengan adanya kemauan, usaha dan doa tentunya. Tidak bisa tanpa kemauan, usaha dan doa, langsung "cling" sadar hei ini dunia nyata bukan dunia imajinasi. Where there is a will, there is a way: di mana ada kemauan, maka di sana ada jalan. Satu lagi, kalau sobat memiliki keinginan, maka berusahalah dengan sungguh2, konsisten dan jangan setengah2 alias mau2 ga2. Man jadda wa jadda: barang siapa bersungguh-sungguh, maka akan berhasil. Jadi, harus dengan tekad yang kuat. Ok? Kalau sudah berusaha dan berdoa dengan sungguh2, lalu serahkan semuanya kepada Allah SWT. Karena semuanya Allah yang menentukan dan mengabulkan. Semoga berhasil. Wassalam. Salam kecup dari penulis yang manis.
(Padalarang, 12 Desember 2016: 21.25. Bersama dinginnya malam menyelimuti dan suara gerimis dari luar jendela).
The day, thursday, December 8, 2016: the day is the first time I brought motorcycle to my work place (school). Not just brought it but I was successful to ride it by myself. Wuiih amazing! Finally, after practiced how to ride motorcycle for about three weeks, yes I can ride it by myself now, horrayy.
Yap, akhirnya, setelah sekian lama gue belajar motor di rumah: yang pertama2nya belajarnya hanya maju-mundur maju-mundur cantik, terus belajar belokkin setang motor, terus nekad ke jalan yang dekat2 rumah dulu sendirian, terus dikawal sama ayah ke jalan yang lumayan jauh dari rumah, yang banyak tikungan tajamnya buat beli bensin. Nah, ketika itu, gue merasa kalau gue udah bisa karena bisa melalui rintangan tikungan tajam dan gue jadi super pede mau bawa itu motor ke sekolah. Awalnya, ayah gue tidak mengizinkan "ah belum bisa kamu" ayah gue berkata demikian pada tanggal 7 desember 2016. Dan, omongan gue dianggap angin kentut. Dan, okelah, saat itu, gue nurut aja dan hari itu masih juga diantar oleh ayah gue ke tempat kerja (sekolah). Keesokan harinya, ayah gue lagi tiduran di kamar terus gue ngomong lagi "aku bawa motor sendiri ya" gue berkata demikian sambil nunjukkin kuncinya yang udah gue pegang. "Belum bisa kamu tuh" ayah gue masih berkata demikian. Gue merajuk ayah gue supaya bawa motor sendiri dengan berkata "ya udah atuh sama papah atuh bareng, dikawal" ayah gue tampak sedang berfikir. Gue berkata lagi "kalau ga dicoba ga akan bisa2" Dan, rajukan gue pun akhirnya membuahkan hasil, ayah gue pun mengizinkan walaupun pada hari itu gue dikawal sama orang tua gue,, aiiih kayak apaan aja.. tapi, ga apa2 daripada tidak. Dengan berbekal motor, semangat dan doa2 sepanjang perjalanan menuju sekolah yang jalanannya begitu dahsyat untuk dilewati #halah lebay deh, eh tapi benar lho jalanannya itu yaa jelek bangeeet.. Gue sempet takut juga sih apalagi banyak motor berseliweran samping kanan kiri gue tapi gue berdoa aja atau sambil dzikir. Dan, akhirnya, Alhamdulillah, sampai juga di sekolah.. Alhamdulillah ya Allah.
Keinginan bisa naik motor sebenarnya udah lama banget ada di dalam benak gue. Alasannya, kemana-mana naik angkot, belum lagi sebelum naik angkot harus naik ojek dulu, nyari ojek, cape jalan menuju pangkalan ojek, jarak dari rumah gue ke pangkalan ojek lumayan jauh, udah gitu naik ojek lumayan kempesin dompet juga. Ketika itu terbesit lah rangkaian kata indah di hati gue "pengen deh bisa motor" dan ya sempat belajar juga tapi ga lama karena bosan soalnya ga bisa2, mana pernah nabrak pula sampai jari kakinya jadi lecet dan berdarah. Jadi trauma. Payah. So, omongan gue saat itu hanya menjadi omongan yang tak bermakna selayaknya debu lalu akhirnya diterbangkan angin melaju entah ke mana menuju #sok puitis ya. Keinginan yang terputus. Tenggelam. Beberapa tahun kemudian (lama juga ya) tiba2, keinginan itu terbesit kembali gara2 waktu itu ayah gue lagi pergi selama 40 hari, lho apa hubungannya? Iya ada, karena gue kalau pergi kerja kan diantar sama ayah. Kalau ayah lagi ga bisa antar, terpaksa gue naik ojek. Nah, selama 40 hari itu tentu gue harus naik ojek. Lumayan juga tabungan jadi menipis, hiks. Dan, hal itulah yang buat gue bertekad bulat kuat kalau gue harus bisa mengendarai motor. Ya, mulailah gue belajar lagi, perlahan-lahan, terus melaju. Dan motivasi gue semakin kuat saat gue beli motor jadi punya motor sendiri buat belajar. Ga lama ya kira2 3-4 minggu lah gue akhirnya bisa walaupun masih belum lihai, belum berani ngebut dan nyusul kendaraan di depan gue, tapi ga apa2 lagian buat apa ngebut kayak lagi dikejar-kejar polisi atau kayak lagi kebelet, wkwkk. Jadi, santai aja deh bawa motornya dan sambil dzikir #nasihat ayah. Nah, itu pengalaman gue bisa bawa motor. Kenapa ga dari dulu aja ya keinginan itu mewujud menjadi nyata? ya, jelas karena ga ada usaha dari diri gue sendiri dan belum apa2 sudah menyerah angkat tangan. Nah, sobat, bila kalian memiliki keinginan akan suatu hal, jangan biarkan itu tenggelam, jangan biarkan itu mendebu, jangan biarkan itu menjadi angan2 semata, tapi wujudkan lah itu menjadi nyata. Bagaimana caranya? dengan adanya kemauan, usaha dan doa tentunya. Tidak bisa tanpa kemauan, usaha dan doa, langsung "cling" sadar hei ini dunia nyata bukan dunia imajinasi. Where there is a will, there is a way: di mana ada kemauan, maka di sana ada jalan. Satu lagi, kalau sobat memiliki keinginan, maka berusahalah dengan sungguh2, konsisten dan jangan setengah2 alias mau2 ga2. Man jadda wa jadda: barang siapa bersungguh-sungguh, maka akan berhasil. Jadi, harus dengan tekad yang kuat. Ok? Kalau sudah berusaha dan berdoa dengan sungguh2, lalu serahkan semuanya kepada Allah SWT. Karena semuanya Allah yang menentukan dan mengabulkan. Semoga berhasil. Wassalam. Salam kecup dari penulis yang manis.
(Padalarang, 12 Desember 2016: 21.25. Bersama dinginnya malam menyelimuti dan suara gerimis dari luar jendela).
0 komentar:
Posting Komentar