Minggu, 26 Agustus 2012

semester 7; semester perjuangan.

Rumahku dekat sekali.
dekat dengan tempatku menggali ilmu -- di ladang sana.
Begitu dekatnya,
Sampai aku harus berkejaran dengan waktu.
Sampai terkadang terdapat percekcokan antara:
aku dan waktu: ''mengapa waktu terasa begitu cepat melaju. Aku terengah-engah lelah.''
atau,
aku dan batin (mendengus kesal pada mas angkot): ''hai mas angkot! Jgn ngetem doong! Ga liat org lgi buru2 apa ya??''
atau,
aku dan batin (berkecamuk): ''uuh siapa yg harus dipersalahkan? Salah gue? Salah tmn2 gue?''
atau,
aku dan jantungku.
Kupinta jantungku berdetak normal namun ia berdetak begitu cepat seakan mau lompat.
Atau pula,, kupinta waktu untuk rela berhenti barang 5 menit saja.

Ya! Inilah hidup! Hidup tak selamanya berjalan mulus.
Ini mungkin yang disebut lika-liku.
Kupikir, aku harus bisa me'manage' waktu.
Kupikir, aku harus menjadi pribadi yg memiliki tanggung jawab terhadap diriku sendiri.

Tak ada yg harus dipersalahkan,
Tak ada.
karena,
''this is a life''

di mana.

Malam .
Gelap begitu pekat.
Tak ada bintang di langit; merekat.
Berasa tak sempurna.
Bulan jua tak ada.
Di mana cahaya?
Setitik saja.
Angin malam menerpa.
Dingin.
Gelisah, resah mendesah.
Sesak.
Tak ada peduli.
Kemana harus pergi?
Kemana harus mencari?
Cahaya.
Setitik saja.

3 September, 11
(ketika sendu berkuasa)

Mengapa.

Mengapa,
Mengapa mengingat-Nya selalu;
Saat wajah berhiasi debu
Saat langit mendung menyerbu
dan
burung2 enggan bernyanyi merdu.
Lalu,
Di mana?
Di mana kita;
Saat langit cerah oleh mentari
Saat langit begitu indah terlukis rona pelangi
dan
burung2 bernyanyi-nyanyi dan menari-nari.
Di mana?
Lupakah akan kepada-Nya?.


*saat sedang merenung, bertanya-tanya* 21 Juni, 11

bunga biasa

ia bukan Mawar

Merah; indah merekah.

Jua bukan Melati

Harum semerbak bagai parfum.

ia cuma bunga.

Bunga BIASA.

Layu  ia kini.

Siapa yang peduli?


(dindaryani, 2011)
“ketika diri merasa sepi, sendiri. tak ada peduli”

tanda tanya (?)

Sekian lama.

Setiap melihatmu.

Aku selalu terpaku.

Apa yang ku rasa ini

Aku tak tahu.

Senar hati yang bergetar

Degup jantung yang tak menentu.

Ada apa ini

Aku tak tahu.

Sekian lama

Setiap melihatmu.

Aku terpaku.

Beribu kata yang tersimpan saja dalam hati.

Tak berucap. Tak terangkai.

Apa yang ku rasa.

Tanda tanya. (?)

Sabtu, 25 Agustus 2012

Kangeeeen :'(

Kawan-kawan,,, saya mau sedikit menceracau nihh, boleh yaaa?? boleh dooong! *maksa.com hehe
Saat ini saya sedang kangen berat sama dia. jadi teringat dia tiba-tiba, hiksss. Masa-masa kenangan indah bersama dia tiba-tiba terlintas begitu saja dalam memori ini.
dia, dia ituh lucuuuu banget! saya jadi teringat waktu dia masih ada di rumah. kita tuh suka maen bareng. kita main bareng di dalam rumah atau di taman, di halaman luar rumah. aku dan dia berkejar-kejaran, aku dan dia berlari-lari. saat aku berlari dia mengejarku.
kangeeeennnn deh pokoknya masa-masa itu sama dia.
ehem, "dia" di sini, maksudnya kucing saya lho! hehee :p.

Jadi gini, dulu, saya pernah punya hewan perliharaan kucing, lucuuuu banget. Kronologisnya begini, suatu ketika mamah saya mampir ke rumah tetangga yang adalah sebenarnya rumah saudara juga "kakak" nya mamah saya atau "uwa" saya. mamah saya kan ngintip2 jendela rumah kakaknya atau uwa saya itu (bukan mau maling ye, hehee cuma mau tau ada orang di rumah apa ga soalnya kok sepi) terus saat sedang ngintip2 gitu, ada suara ngeong2 gitu di belakangnya tepatnya di bawah dekat kaki. mamah saya nengok aja ke sumber suara berasal itu. Dan, ternyata rupanya ada penampakan saudarah-saudarah! (pikir hantu!) :p *terlihat seekor anak kucing kecil dengan wajah polosnya menengadahkan kepala mungilnya. anak kucing itu saya perkirakan usianya masih beberapa minggu soalnya tubuhnya ntu mungil kecil banget.



Sumber foto: http://kucing.web.id/merawat-anak-kucing/

Anak kucing itu seperti seolah-olah meminta belas kasihan ke mamah saya supaya dia dibawa dan dirawat. "ayoo dong bawa saya ke rumah, rawatlah saya, kasihanilah saya anak yatim piatu, ayah ibu saya ntah ke mana saya tak tahu" begitulah mungkin kata si anak kucing *mungkin.
Tapi, mamah saya cuekin aja ntu anak kucing. Mamah saya pulang deh menuju rumah setelah ngintip2 jendela rumah tetangga kagak ada siapa2.
Ehhhh,,
tanpa diduga ntu si anak kucing ngikuttt. ya alhasil sampailah di rumah dengan anak kucing yang ikut padahal ga diajak sama mamah saya. mamah saya tetap cuek sama anak kucing itu tapi ya akhirnya dikasih makan juga sih saat itu.
Ntu si anak kucing ternyata betah amat ya di rumah saya, dia kagak mau beranjak pergi dari rumah padahal si anak kucing itu selalu dibiarkan berada di luar rumah, ga pernah dibawa masuk ke dalam rumah, ya sesekali doang sih kalo saya pengen main sama anak kucing itu. beberapa hari kemudian, kakak saya yang kuliah di Jatinangor datang dari kosannya. melihat anak kucing tersebut, kakak saya sih berinisiatif memandikannya karena melihat keadaan anak kucing itu jeleeeeek (ga boong!).
Jujur ya, anak kucing itu memang jeleeeeek banget, aslina! budugkan! "bukan luka2 atau korengan lho!" tapi budukan di sini tuh alias banyak ketombe gitu di bulu2 si anak kucing itu. ya kalo manusia mah di rambut suka ada putih2 itu kan ketombe ya?!
Setiap ga ada kakak saya, anak kucing itu kalau malam ya ditaruh di luar rumah. Tapi saat kakak saya datang, barulah anak kucing itu dimasukin ke dalam rumah kalau malem.
Saat pemberian nama. siapa ya namanya yang bagus buat dia. ngeliat wajahnya yang polos nampak seperti tak berdosa meni innocent bangetlah dan mukanya itu muka "bodoh" atau dalam bahasa sunda tuh bisa dikatakan "Cileupeung" jadilah kepikiran nama UciL yang singkatan dari Ucing Cileupeung *Astagfirullahaladzim nama adalah doa! jgn ditiru pemberian nama pada hewan peliharaan kalian!.
Hari-hari berjalan, Ucil semakin lama semakin tumbuh menjadi kucing remaja yang masih "budukan". Ucil itu jeleeeek deh pokoknya saat masih remaja2 beranjak dewasa (halah euy). sampai2 pernah sepupu saya datang ke rumah membawa anaknya. anaknya tuh mau pegang2 ucil mau ngajak main. ehh, si ibunya alias sepupu saya itu berkata "eh jangan2 ih kucing budug itu mah, jangan2! kucing budugkan, jangan" -__-" kau berani2nya menghina kucingku seperti itu, Gggrrrr. tapi emang sih ucil saat itu jelek.
Hari-hari terus berjalan terlewati sudah. Setiap saat Ucil diberi susu dan makannya buanyaaaak. dan hasilnya jadi gendutt dan menggemaskan!





Ucil pun  tumbuh menjadi kucing dewasaaaa dan tampan, gendut dan menggemaskan. Ucil itu kucing yang beda banget sama peliharaan kucing2 saya sebelumnya. Ucil itu ga jorang alias ga jorok. Kalo buang air kotorannya aja di wc! dia inisiatif gitu ke wc (aslinya padahal ga pernah diajarin lho, kok bisa ya? sampai sekarang saya pun masih bertanya-tanya *lebay.com).
si Ucil yang dewasa menjadi tampan dan ga budugkan lagi pokoknya malah jadi lucuuuu banget sampai2 saudara sepupu saya yang pernah ngatain budugkan sampai kaget dan bertanya "itu ucil yang dulu budugkan? kok jadi bagus sih?" *ya eyalah secara dia rajin merawat diri gitu lho!

Bulu2nya Ucil aja jadi mengkilat berkilau kayak model2 rambut manusia di iklan shampoo gitu deh, cokpislah jadi model iklan shampoo kucing! lihat saja tuh hitamnya mengkilat berkilau kan:




 


Seiring berkembangnya dia, akhir2 ini Ucil selalu ditaruh di luar kalau malam hari, ga tau kenapa ya mungkin karena Ucil sendiri suka minta keluar kalo malem2. oh iya mungkin juga karena ada pendatang baru saudara-saudara! di rumah saya ada pendatang baru; kucing anggora persia gitu pemberian dari saudara sepupu saya.



Dan Ucil sama si ntu kucing pendatang baru yang namanya Gerry suka berantem ala kucing. Herannya, kok malah Ucil yang ditaruh di luarrrr?? *ahh kejamnya dunia!

 versus            


Karena sering ditaruh di luar, tiba-tiba suatu saat sempat beberapa kali si Ucil yang malang sempat menghilang dari peredaran. Pernah sebulan hilang dari rumah. eh tapi Alhamdulillah sih dia balik lagi. Tapi terus kembali lagi menghilang lagi dan sampai saat ini ga balik2 lagi, hiksss.


      
 
Saya khawatir ucil digigit guguk2 pemburu yg suka mampir ke ladang kawasan rumah saya setiap malam hari yang telah memakan korban nyawa beberapa kucing2 peliharaan saya :'( *jangan sampai itu terjadi pada Ucil!  
 
  ------> Alm. Gerry.
 
Beberapa bulan setelah menghilangnya Ucil dari peredaran di rumah, ntah ke mana saya ga tahu, Gerry pun menjadi korban. Dia direnggut nyawanya, dikoroyok oleh guguk2 pemburu pada malam hari karena Gerry juga suka ditaruh di luar rumah gara-garanya jorang alias jorok suka pipis sembarangan di dalam rumah jadi bauuuu pipis kucing. *mengenaskan, sungguh! mamah saya pun menyesal. kami juga menyayanginya dan kehilangan dia T_T .
 
Pesan yang saya sampaikan pada pengalaman saya ini adalah, jika kawan2 memiliki hewan peliharaan, jagalah dengan sebaik-baiknya. Jika ada pendatang baru, jangan dibeda2kan. hewan juga kan punya perasaaan. satu lagi, don't judge the book by cover (lho ga nyambung ya?) pokoknya jangan suka ngata2in penampilan, terimalah dia apa adanya setulus hati karena mungkin penampilan itu bisa saja berubah. satu lagi deh, merawat diri itu hukumnya wajib kawan-kawan! kita wajib merawat tubuh titipan Allah ini. dan karena bersih juga adalah sebagian dari iman serta Allah juga menyukai keindahan maka kita harus menjaga tubuh ini agar bersih kayak si Ucil gitu deh. Tuh kucing aja tau hukum bersih sebagian dari iman.
 
Udahan ah untuk kesempatan kali ini. muaaaacch! -salam kiss dari penulis-

nb: Perasaaan saya kok sering amat ya nulis di blog, -__-" ngoook!
 
 
 
  
Miss you so badly :'(


suka, kagum, cinta, sayang, obsesi itu beda!!

Kawan-kawan, saya tuh bingung bedanya suka, kagum, cinta, sayang dan obsesi. jadi, saya di sini mau membahas perbedaan2 perasaan itu menurut persepsi saya lho ya! jika tidak setuju atau punya pendapat lain, mungkin bisa memberi tahu saya. okelah kalo begitu. ehem.. ehem.. tes-tes 123,,

Kawan-kawan semua pasti pernah mengalami perasaan suka kan? Kalo yg ga pernah, wah kudu periksa tuh, hehee. Perasaan suka adalah sebuah perasaan yang timbul dari dalam diri atas dasar “karena”. Misalnya nih, lihat cowok di mall lewat, ganteng! Ih ganteng tuh cowok. Atau di kelas ada cowok yang super ganteng, cool kayak artis korea gitu deh, suka deh!. Nah, jadi perasaan suka itu muncul “karena” si doi ganteng, keren, atau embel-embelnya. Menurut saya, perasaan suka itu sifatnya sementara atau hanya sesaat dan bisa gampang lupa. Tapi, perasaan suka itu bisa saja meningkat setahap lebih tinggi menjadi perasaan kagum atau bahkan lebih parah perasaan obsesi!. Lain halnya dengan perasaan suka, kalau perasaan kagum menurut saya itu adalah sebuah perasaan karena ada beberapa di dalam diri si doi yang dikagumi yang membuat diri kita kagum. Misalnya nih, tu cowo smart banget, pemikirannya tuh beda, cool bangetlah. Ih itu cowok sholeh banget! aku kagum sama dia. Nah itu dia perasaan kagum gambarannya kira-kira gitu kali yee. Sama halnya dengan perasaan suka, perasaan kagum juga bisa lho meningkat menjadi obsesi jika perasaan kagumnya terlalu berlebih.
Bagaimana dengan obsesi itu sendiri saudara-saudarah?? Apa sih obsesi itu?? Kawan-kawan pernah ga denger sebuah lirik lagu “obsesi cuma bikin frustasi”? nah, ya mungkin bisa diambil simpulnya bahwa obsesi itu ya seperti sebuah perasaan ingin memiliki yang begitu kuat hingga ke akar-akarnya yang terdalam (hehehe naon ateeuh!) sampai-sampai berbagai macam cara mungkin bisa dilakukan untuk dapetin si doi (hadoooh cape deh -__-“). Kalo ga dapetin? ya bisa bikin frustasi! Obsesi itu bukan sebuah perasaan yang murni atau kata lainnya “ga tulus” Cuma pengen memiliki, adanya hasrat yang kuat untuk memiliki (itu kalo menurut saya lho) sampai-sampai berbagai macam cara dilakukan termasuk cara yang bisa merugikan diri sendiri. Misalnya nih, kita paling anti banget sama pelajaran Fisika, pokoknya ga suka bangetlah. Tapi, si doi tuh suka banget sama pelajaran Fisika dan ikutan kursus Fisika gitu. karena pengen banget deket sama si doi, kita sampai bela-belain ikutan kursus Fisika "cuma gara-gara si doi". Padahal udah jelas-jelas ga suka banget sama pelajaran Fisika. kemana pun si doi pergi kita selalu buntutin dah! nah kan amazing kan? amazing atau menakutkan itu ya. Ya lupakan obsesi. Sekarang beralih menuju perasaan cinta. Kalau perasaan cinta gimana?
Menurut saya, perasaan cinta itu ada jika sudah ada tahap pendekatan. Di sini  ketika pendekatan, merasa ada kecocokan di antara keduanya. Menurut saya, perasaan cinta itu masih atas dasar “karena” menjalin hubungan atas dasar “karena” (itu kalo kata saya lho). Nah, yang terakhir itu perasaan sayang. Perasaan sayang adalah suatu perasaan di dalam hubungan tanpa atas dasar “karena”. Jadi, hubungan itu murni, tulus, menjalin hubungan menerima apa adanya. Menurut saya, perasaan sayang itu lebih dalem dari perasaan cinta. Cukup ah sekian dan terimakasih telah membaca. Hehehee artikelnya sotoy yaaaa,,, mungkinkah kawan-kawan punya persepsi lain?? .

Jumat, 24 Agustus 2012

Manfaat minum air putih


Selamat malam para permirsah semuanya-nyah #alayers. Pada kesempatan kali ini, saya ingin menulis artikel mengenai manfaat minum air putih! (horeeee!!). Nggak tau kenapa ya saya kepikiran menulis artikel mengenai hal ini, heheehe mungkin ya karena saya sendiri juga sebenarnya bisa dikatakan jarang banget minum air putih (lho??). Suatu ketika (kata-kata favorit saya) saya bertandang ke kosan teman saya sekaligus nginep di kosan teman saya itu. Kami bertiga (saya, teman saya yang bernama de, dan yang punya kosan alias teman saya juga yang bernama in) ngineplah di kosan in. Tujuan kami nginep-nginepan adalah mau “nobar” alias nonton bareng sebagai refreshing atau untuk menyegarkan otak sejenak sebelum memulai bergelut dengan penyusunan skripsihh yang katanya bikin lieuuuurr. Saat nginep-nginepan itu, terbongkarlah rahasia saya bahwa saya tidak terlalu suka minum air putih. Kedua teman saya itu memberi tahu dan memberi petuah kepada saya untuk minum air putih yang buaaanyak karena minum air putih itu bikin sehat tubuh. Begitulah. Lalu, saya kepikiran deh buat nulis artikel mengenai manfaat minum air putih gara-gara saya jarang minum air putih (he). Saya searching-searching juga di mbah sagala aya (read: google) mengenai manfaat air putih, apa aja ya. Jadi, informasi ini insya Allah “actual dan terpercaya” hehee. Ok mulai aja ya kebanyakan ‘nyemeng’ nih, sekarang saya akan memaparkan beberapa manfaat minum air putih, sebagai berikut:

1. Air putih dapat membuat tubuh menjadi segar dan berenergi serta mencegah dehidrasi

Tahulah pasti kawan-kawan apa itu dehidrasi. Dehidrasi itu sangat berbahaya ya bisa meregang nyawa kalau dibiarkan terus. Dehidrasi adalah suatu penyakit kurangnya cairan dalam tubuh yang dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas, lesu, letih dan kawan-kawannya (naon ateeuuuh)! Pokoknya menjadi tidak berenergi dan tidak bersemangat dalam menjalani aktifitas hari-hari. Faktanya, di dalam tubuh manusia itu sebagian besar mengandung cairan atau air (80% katanya). Jadi, jika kekurangan cairan di dalam tubuh, bisa tahu kan akibatnya? Yup! tubuh akan menjadi lemas, lesu, letih dan tidak bersemangat karena tidak ada energinya. Minum air putih dapat mencegah terjadinya dehidrasi dan tubuh akan menjadi terasa segar bugar, berenergi dan bersemangat dalam menjalani aktifitas hari-hari. Semangaaaatttt!!

2. Air putih dapat membuat kulit bercahaya, bersih dan mulus

Air putih dipercaya dapat membuat kulit menjadi bercahaya, bersih dan mulus. Jika kekurangan air dalam tubuh, otomatis tubuh itu sendiri akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit akan menjadi kering dan berkerut keriput. Minum air putih yang banyak dapat menjaga kulit dari dalam sehingga hasil luarnya kulit akan menjadi halus, mulus, lembab dan segar. Konon katanya (kayak lagu mbah dukun!) air putih juga dapat mengeluarkan kotoran-kotoran atau racun dalam tubuh melalui urine. Jadi, jika ingin kulit bersih segar bercahaya dan mulus banyak-banyaklah minum air putih minimal 8 gelas sehari.

3. Air putih dapat memperlancar sistem pencernaan

Apakah kawan-kawan memiliki gangguan pencernaan seperti maag atau sembelit?? Jika memiliki masalah-masalah gangguan pencernaan seperti itu sangat diwajibkan untuk minum air putih. Minum air putih secara rutin teratur akan membuat sistem pencernaan menjadi lancar, car, car, car sehingga diri ini akan terhindar dari gangguan pencernaan seperti penyakit maag atau sembelit.

4. Air putih dapat menurunkan berat badan

Minum air putih ternyata juga dapat menurunkan berat badan atau menguruskan badan lho! karena minum air putih khususnya sebelum makan dapat membuat diri ini terasa kenyang. Hal itulah yang akan membuat asupan makanan menjadi lebih sedikit. Jadi, ingin menurunkan berat badan atau punya tubuh langsing seperti sayah? Minum air putih yang banyak, ok.

5. Hidup sehat karena minum air putih dapat menghadang penyakit-penyakit

Tahukah kawan-kawan ternyata air putih juga bermanfaat buat kesehatan tubuh kita sendiri. Air putih dapat menyehatkan jantung saudarah-saudarah! bahkan menyembuhkan penyakit jantung. Selain itu, air putih juga dapat menyembuhkan beberapa penyakit lainnya seperti penyakit stroke, saluran nafas, rematik, penyakit kulit, usus dan lain-lain. Tambahan lagi, air putih juga dapat memperlambat terjadinya proses pertumbuhan sel-sel kanker, dapat mencegah penyakit kanker, batu ginjal atau penyakit hati (bukan hati “ambigu” lho ya! You know what I mean kan)

Nah, sudah tahu kan manfaat air putih...... jadi, kawan-kawan mau hidup sehat? Ayoooo Banyak minum air putih. Hidup sehat, air putih solusinya!

Nb: para pakar kesehatan menganjurkan sebaiknya minum air putih sebanyak 8-10 gelas sehari.

Sumber bacaan: http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/manfaat-menakjubkan-air-putih.html

the sweetest chocolate with the sweetest love

Catatan:
Cerpen ini dibuat terinspirasi dari Puisi Mr. Budi Hermawan “Percakapan Angin dan Ilalang”

Siang ini, setelah bell berdering pertanda usai jam sekolah, seperti biasa aku melakukan rutinitas setiap hari Rabu; duduk di sebuah bangku panjang di pinggir lapangan basket sekolah sambil “membaca” buku yang kubawa setebal ya kurang lebih 5 cm (lebih tepatnya “pura-pura” membaca). Pada kenyataannya, kedua mataku ini memang tidak tertuju pada buku yang sedang kupegang; kubiarkan terbuka seolah-olah aku sedang membaca, melainkan tertuju pada sosok seorang pria bertubuh tinggi dan berkulit coklat gelap yang sedang men-dribble bola basket di tengah lapangan sekolah. Rutinitas yang kulakukan setiap hari Rabu; rutinitas yang menyenangkan. Rutinitas pengobat segala resah, jua penghapus lelah setelah bergelut dengan tugas-tugas mata pelajaran di kelas tadi.
Aku Bunga, siswi SMA kelas 3 ipa 2. Aku melihat Angin yang sedang bermain basket. Aku memandang kagum pada sosok itu dari kejauhan. Ya, hanya dari kejauhan. Hanya itu yang bisa kulakukan. Tak peduli pada panas matahari yang menyengat siang ini. Tak peduli pada orang-orang di sekitar yang melihatku duduk sendiri. Aku tak peduli karena Angin, aku bahagia.
“Bunga, kamu nggak pulang?”
Aku tersentak saat kulihat Zeni, teman sekelasku yang tiba-tiba berdiri di hadapanku dan melontarkan pertanyaan itu.
“Eh,,”
“Ngg, aku masih ingin di sini. Masih ingin membaca” kataku sambil memperlihatkan buku yang kupegang sedari tadi (sombong) tapi tidak kubaca.
“Rajin amat sih”
Aku hanya tersenyum simpul. Dalam hati aku tertawa dan berkata, iya, membaca ke mana arah mata Angin menuju.
“Aku duluan ya, Bunga”
Aku mengangguk seraya berkata “oke”
Selepas kepergian Zeni dari hadapanku, aku kembali mengarahkan kedua mataku tertuju pada Angin. Menikmati pemandangan itu. Pemandangan indah seminggu sekali.
***

Langit malam gelap bertabur bintang. Pukul 9 lewat 15 menit. Kantuk masih belum menyapa. Di atas balkon rumah, aku berdiri. Temenung sendiri. Menikmati sepi dan sunyi di malam hari ini sambil mengingat rutinitas tadi. Aku mendesah, menghela nafas panjang dan teramat dalam. Huh! Sampai kapan? Sampai kapan kupendam rasa ini. Rasaku padamu, Angin. Sudah dua setengah tahun aku memendam rasa ini. Bodoh! Tak ada keberanian sama sekali untuk mendekatimu. Apalagi mengajakmu berbincang. Sesak di sini; di ruang ini; di hati. Ya, aku sudah dua tahun setengah mengagumi Angin. Angin adalah teman satu sekolahku di SMA tapi berbeda kelas. Aku teringat saat itu ketika debar-debar mulai merasuki relung hati ini. Saat berpapas tak sengaja di koridor sekolah, bersitatap beberapa detik. Mata itu. Kedua mata yang memancarkan cahaya sampai masuk ke dalam hati ini. Saat bertemu lagi tak sengaja di perpustakaan sekolah. Aku melihatnya sedang duduk asyik sambil membaca buku. Diam yang menawan; itulah sosok Angin.
“Heh! tidur woi!”
Lagi-lagi aku tersentak. Kali ini bukan temanku Zeni yang mengagetkanku tapi kakak perempuanku satu-satunya memukul pundakku dari belakang.
“Iih, kak Tiwi ngagetin aja sih”
“Lagian..”
“Ngapain sih? lagi ngelamunin cowok yaaa??”
“Lagi jatuh cinta ya?” todongnya
“Dari dulu” ujarku
“Dua tahun yang lalu” lanjutku
“Hah? Dua tahun?? siapa sih? tembak aja”
“Ngaco! Mau taruh di mana harga diri ini sebagai wanita”
“Halah, harga diri sebagai wanita? Udah nggak jaman, lagi. Sekarang udah emansipasi wanita. Wanita berhak mengutarakan isi hati”
“Ah! Tak mau”
“Ya suuuu-dah. Memendam rasa. Rasanya nyeri nyeri moal tiasa diubaran” katanya ngakak dan berlalu dari hadapanku”
“Tidur!!” teriaknya masih bisa terdengar tapi kenampakkannya sudah menghilang dari hadapan.
Kupikir benar apa yang dikatakan kak Tiwi barusan. Memang, rasanya “nyeri” dan ada sesak di sini; di hati. Memiliki rasa yang hanya bisa dinikmati sendiri. Sendiri saja.
***

Suatu sore di sekolah. Seusai mengikuti ekskul drama, setelah  aku memasukkan barang-barangku ke dalam tas, aku keluar dari ruangan auditorium tempat aku latihan drama. Hanya tinggal aku sendiri sedangkan teman-teman latihan drama yang lain sudah pada pulang sejak tadi ketika aku pergi ke toilet untuk beberapa jam (hehe ngapain ya).
Hujan. Tidak bawa payung. Aku memutuskan untuk diam sejenak di depan ruangan auditorium hingga hujan berhenti atau hingga gerimis. Aku berdiri di depan ruangan auditorium. Sesaat beberapa menit kemudian, terlihat pria mendekat ke arah dimana aku sedang berteduh menunggu hujan mereda. Angin, aku membatin. Ya, pria itu adalah Angin. Dia lalu berdiri di sampingku sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya karena dingin. Ingin rasanya menyapa, terlontar “hai” dari mulutku. Tapi lidah ini seakan kelu. Aku hanya terpaku. Aku diam saja seolah bisu. Sesekali menengok ke samping, mencuri-curi pandang, memandang dia; sosok yang aku kagumi sejak 2 tahun yang lalu hingga detik ini. Tiba-tiba dia mengeluarkan sebatang cokelat.
“mau?” tawarnya padaku.
“Hah?” aku tercengong dengan tampang bodoh.
Aku terkejut. Sungguh. Tak menyangka. Sama sekali tak menyangka Angin menawarkan cokelat padaku. Mimpi? Apakah ini mimpi? Diam-diam aku mencubit pelan kulit pahaku bagian belakang melalui rok SMAku. Aku meringis dalam hati. Sakit. Ternyata ini bukan mimpi.
Tanpa kuduga, dia memotong beberapa bagian kecil cokelatnya dan menawarkannya padaku.
“Ini ambil saja”
Senangnya, tanpa berpikir panjang dan tanpa sungkan, akhirnya aku pun menerima cokelat pemberian Angin itu dengan perasaan senang di dalam hati. Kebetulan aku juga sedang lapar (hehe).
“Terimakasih” aku berkata malu-malu
Aku pun perlahan memakannya.
“Enak ya” ujarnya
“Cokelat memang cemilan paling enak. Aku suka banget sama cokelat. Kalau pusing sama tugas sekolah atau sebelum latihan basket, aku pasti makan cokelat. Cokelat itu bikin relax
“Iya, dan coklat bisa membuat hati senang” kataku.
What?? Aku berbicara pada Angin?? Kita saling berbicara??
“Siapa namamu?”
“Bunga”
“Bunga? Nama yang bagus. Aku Angin”
Sudah tahu. Aku sudah tahu namamu. Saat di perpustakaan itu, aku melihat daftar nama pengunjung.
“Namamu juga …” ucapku
“Bagus. Angin” lanjutku
Dia tersenyum. Senyumnya maniss sekali seperti rasa cokelat ini. Hujan perlahan mulai mereda.
“Hujannya sudah reda.” Angin berucap
Kami berdua berjalan beriringan menuju gerbang sekolah untuk keluar dan kami berpisah saat di persimpangan. Aku belok ke kanan, sedangkan Angin belok ke kiri.
“Angin”
“Ya”
“Terimakasih cokelatnya”
Angin tersenyum dan mengacungkan jempol kanannya menandakan “ok. Sip”

Aku berjalan melangkah mengayunkan kedua kakiku menuju jalan besar. Sambil tersenyum-senyum senang, aku memegang cokelat yang diberikan Angin tadi. Masih ada sisanya sedikit. Akan aku simpan. Kalau perlu akan aku awetkan (hahah). Senangnyaaa hari ini. Ternyata dia suka cokelat. Kapan-kapan aku ingin mengajaknya makan cokelat di taman belakang sekolah, berdua sambil memandangi langit senja yang berarak di sore hari. Aaahhhh, nggak mungkinn. Tunggu! Nggak! Aku yakin, aku pasti bisa. Tadi saja sesuatu yang nggak terduga ternyata terjadi. Yang penting dia sudah mengenalku dan tahu namaku. Hanya menunggu waktu. Aku percaya waktu akan berbaik hati lagi padaku.
***



6 bulan kemudian.

Waktu berlalu. Hari-hari telah kujalani. 6 bulan sudah rupanya terlewati. Ternyata mimpi itu belum jua menjadi kenyataan. Tentang mimpi bersama Angin menikmati cokelat berdua di taman belakang sekolah sambil memandangi langit senja yang berarak di sore hari. Rupanya itu benar-benar hanya mimpi. Ya, hanya mimpi. Sekarang sudah mau lulus dan keluar dari SMA. Sudah berkali-kali aku dan Angin berpapas tak sengaja di koridor sekolah. Namun, kami hanya bertegur sapa, tidak lebih dan tidak ada tindak lanjut. Aku merindu. Sungguh, aku merindu saat hujan. Momentum indah saat aku bersama Angin menikmati cokelat berdua kala hujan. Setiap hujan turun, aku selau teringat momentum indah itu yang masih terekam rapi di memori otakku. Kini semua telah lebur bersama waktu. Cukup sudah. Semua keinginanku itu memang hanya mimpi.
“Bu, beli semangkuk baso ya, bening jangan pake saos dan jangan pake kecap”
“Bunga”
Aku menengok ke belakang. Terkejut. Kulihat sosok pria yang aku kagumi ada di hadapanku.
“Angin”
“Nanti sepulang sekolah ada acara?”
“Sepertinya tidak ada. Kenapa?”
“Tunggu aku di depan ruangan auditorium ya. Tempat latihan ekskul drama” katanya dan lalu berlalu dari hadapanku
“Bu, beli basonya nggak jadi. Beli dua batang coklat aja”
Seusai pulang sekolah, aku berdiri menunggu pria yang aku kagumi sejak 2 tahun yang lalu. Dengan perasaan cemas “deg-deg”kan bercampur senang, aku berdiri di depan ruangan auditorium tempat latihan ekskul drama. Menunggu Angin. Tak lama kemudian, sosok Angin mulai nampak. Dia berjalan mendekat menghampiriku.
“Yuk” ajaknya tiba-tiba
“Ke mana?” aku bingung
“Ke taman belakang”
Sontak aku benar2 amat terkejut. Impian itu. Aku tersenyum. Aku mengiringi langkah Angin. Kami berdua melangkah menuju taman belakang sekolah. Sesampainya di sana, kami mengambil posisi duduk bersebelahan. Kami duduk di atas rumput hijau berdua. Tak ada siapapun di situ saat itu. Hanya kami berdua.
“Ini” aku memberikan sebatang cokelat pada Angin
“Wah, coklat”
“Iya. itu sebagai tanda terimakasihku. Masih ingat, dulu kamu memberikan cokelat padaku. Sekarang gantian”
“Masih suka cokelat kan?” tanyaku
“Ya, tentu saja”
“Aku masih ingat asumsimu tentang coklat. Cokelat membuat relax
“Dan coklat membuat hati senang” sambungnya
Aku tersenyum malu. Ternyata dia ingat perkataanku saat itu “dan cokelat bisa membuat hati senang”. Kami terdiam untuk beberapa saat. Hening.
“Ada apa …” aku berkata, memecah keheningan
“Kamu mengajak aku ke sini?” lanjutku
“Tidak apa”
“Aku hanya ingin berbicara denganmu”
“Sudah lama kita nggak berbicara. Padahal kita sering berpapas di koridor sekolah ya”
“Ooh” hanya itu yang keluar dari mulutku. Aku tersipu malu.
“Setelah lulus, kamu mau ke mana, Bunga?”
“Aku mau kuliah ngambil jurusan sastra di salah satu Universitas Negeri di Bandung”
“Kamu?” tanyaku sambil berharap kuliah di tempat yang sama denganku
“Aku mau kuliah ngambil jurusan Desain Komunikasi Visual”
“Di Sydney” lanjutnya.
“Sydney??”
“Australia??”
“Ya. Australia” jawabnya
Glekkk! Seakan ada sesuatu yang merobek hati ini, menjadi serpihan-serpihan. Aku dan Angin akan berpisah jarak. Jarak kami akan menjadi jauh. Lalu, bagaimana dengan perasaan ini? Mau dibawa ke mana perasaan ini? Perasaan yang kupendam selama kurang lebih 3 tahun. Perasaan yang kunikmati sendiri. Perasaanku pada Angin. Mau dibawa ke mana? Haruskah kunyatakan agar dia mengetahui. Ayoolah Angin, mengertilah. Angin, lihatlah wajahku; tataplah kedua bola mataku. Agar kamu tahu perasaanku. Perasaanku padamu, aku menderu-deru dalam hati. Lalu, diam-diam aku memperhatikan wajahnya. nampak wajahnya terlihat muram; entah mengapa.
Langit senja berarak di sore hari, matahari yang mulai terbenam. Kami berdua terdiam. Saling membenamkan diri dalam pikiran masing-masing. Hanya burung-burung yang menceracau. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut kami. Kami seolah bisu. Kami hanya memandang langit dan menikmati cokelat yang tadi siang kubeli, yang akhirnya kuberanikan diri menawarkannya pada Angin. Entah apa yang ada dipikiran Angin saat ini; aku tak tahu. Matahari mulai terbenam, perlahan, seperti harapan ini. Harapanku pada Angin; tentang kami bisa bersatu, terbenam, seperti matahari ini. Namun, aku yakin. Ada keyakinan dalam hatiku. Jika kami memang ditakdirkan berjodoh, Tuhan pasti akan mempertemukan aku dengan Angin kembali. Aku yakin itu.

-SELESAI-

Kamis, 23 Agustus 2012

apa salahnya mengagumi

Saya punya cerita. Cerita tentang seorang teman. Sebut saja namanya “gadis” (bukan nama sebenarnya). Gadis adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas ternama di Indonesia dengan jurusan ternama juga di kampus itu. Saat ini dia adalah mahasiswi tingkat akhir sama seperti saya. Suatu ketika dia pernah cerita sama saya bahwa dia sedang mengagumi seorang pria di kampusnya. Dia cerita buanyaaaak banget tentang pria itu. Setiap gadis bercerita mengenai pria itu, saya manggut-manggut mendengarkan. Yang saya dengar dari cerita dia sih ya: pria itu berkulit putih, berhidung mancung, tinggi tegap. Ya secara fisik yang saya dengar dari gadis mungkin bisa dibilang a perfect man. Kata gadis sih pria itu mirip salah satu dari sejuta bintang-bintang hollywood (ehehee). Ya walaupun saya belum pernah melihatnya langsung, tapi mendengar cerita gadis sepertinya pria itu memang tampan. Gadis juga cerita pada saya bahwa banyak para wanita di kampusnya yang kelepek-kelepek alias ngefans sama pria itu tak terkecuali gadis itu sendiri -__-“. Gadis memang mengagumi pria itu sejak tahun 2009 akhir menuju awal 2010. Wah sampai sekarang gadis pun masih mengagumi pria itu (terbukti dia masih bercerita tentang pria itu), sungguh amazing ya ada ya pengagum setia seperti itu. Gadis mengaguminya sampai detik ini; diam-diam. Saya pernah bertanya: mengapa tak kamu ungkapkan saja perasaanmu padanya. Gadis terdiam sejenak lalu berkata: “jangan gila dooong, aku sama dia tuh bagaikan langit dan bumi. Jelas kita ga mungkin bisa menyatulah. Memang, kalo mendengar cerita gadis tentang pria itu sepertinya pria itu adalah extra-ordinary man. Sementara kulihat gadis (ehem bukan maksud memojokkan dia) gadis itu ordinary, dengan dandanan yang biasa saja dan tidak terlalu menonjol di kampusnya. Tapi menurutku sih tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Hanya gadis sendiri yang dapat merubah keadaan apakah dia mau merubah dirinya atau tidak. But just be yourself gadis!! Tapi, heeemheeem plin-plan deh saya! Jika berubah juga belum tentu sih si pria itu melirik gadis. Suatu ketika (suatu ketika lagi, hehee) gadis bercerita pada saya di kampus ada beberapa temannya yang nggak suka sama gadis punya perasaan ke pria itu. Lho kok aneh??? What?? Kenapa begitu?? Apakah karena gadis itu seorang yang biasa lalu tidak boleh memiliki perasaan pada pria itu yang cukup memukau para wanita-wanita. Pria itu telah mengenal gadis karena ada sesuatu hal yang (tak bisa diceritakan, pribadi hanya kita saja). Jadi, gadis sudah dikenal oleh pria itu. Kesempatan gadis buat pedekate sama pria itu pun melebar. Berbagai macam cara gadis lakukan agar bisa dekat, dekat, dan semakiiiin dekat dengan pria itu. Ternyata sikap itu membuat banyak teman gadis yg mengira gadis menyukai/mengagumi pria itu (tapi emang benar sih). Mungkin dari sikap gadis, dari ekspresinya saat membicarakan pria itu. Dan ada beberapa temannya itu yang diceritakan gadis sepertinya mereka tidak suka kalau gadis itu dikenal dan menjadi dekat dengan pria itu. Ya secara pria itu kan jadi prince of charming in a college. Saya berfikir, apa sih salahnya mengagumi, dosakah? Allah saja juga tidak melarang kita sebagai hambanya memiliki perasaan kepada lawan jenis. So, kenapa harus melarang gadis itu?..

dream is hurt

Sepotong Cerita untukmu
Untuk engkau yang:
“Senyumnya selayak candu dan matanya adalah binar mentari” (words by: Mr. Budi Hermawan).
Malam ini aku bersandar di kursi goyang berwarna cokelat tua sambil menggoyang-goyang kursi tersebut (ya eyalah namanya juga kursi goyang pasti enaknya duduk sambil digoyang, hehe). Sesekali aku menyeruput kopi yang sedari tadi kupegang saja. Kedua mataku tertuju ke luar jendela kamarku yang tirainya sengaja belum kututup. Kulihat dua lampu taman dengan bohlam berbentuk bintang menerangi taman rumah. Aku beranjak dari kursi goyang, langkahku berjalan menuju jendela itu. Kupandang langit malam yang pekat di luar sana. Tak terlihat sinar rembulan. Rupanya Sang Dewi malam sedang tak ingin memamerkan sinarnya malam ini.
Malam minggu ya? Aku lupa kalo ternyata malam ini malam minggu, aku membatin. Bagiku, malam minggu terasa seperti malam-malam biasa lainnya; sama saja. Sudah berapa kali malam minggu terlewati; sama saja; nothing special, nothing interesting, just staying at home; alone. Ingin mengajak kedua sahabatku; Rara dan Shinta pergi jalan-jalan nongkrong kemanaaa gitu, hmm percuma! pasti mereka berdua lebih memilih asyik bercengkrama dengan pasangan mereka di malam minggu. Ya beginilah, begitulah nasib jombOlowati (wkwkwk).
Tiba-tiba pintu kamar terbuka.
Terlihat seorang wanita berambut pirang, berkulit putih berdiri tepat di ambang pintu. Dia nyengir kuda.
“ketuk pintu dong, ah rese lu!”
Lagi-lagi dia nyengir kuda.
“ga keluar lu?”
“nyindir”
“udah berapa kali ya gue liat lu ga keluar tiap malam minggu” dia berkata menyebalkan sambil berhitung dengan jemari-jemari tangannya dan senyumnya itu yang menyebalkan.
“ikut gue aja yuk” ajaknya tiba-tiba
“sama mas doni juga?”
“iyalah sama mas doni, secara dia pacar gue gitu lho”
“ah ogah, lu mau jadiin gue kucing conge”
“ya elah masa gue jadiin sepupu gue sendiri kucing conge”
“paling buat gue suruh2 bawa belanjaan kita” kata dia dengan tertawa ngakak
“sialan lu!”
“becanda. Udah ikut aja yuk”
“kemana?”
“pokoknya ke luar”
“ayoo, buruan ganti baju, siap2. gue tunggu lu ya.”
Dia kemudian melesat bagai kilat membelok ke kanan.
“buruaaan” teriaknya masih bisa di dengar.
Aku pun menuruti kak Vera yang adalah saudara sepupuku. Aku seorang mahasiswi semester dua jurusan Sastra Indonesia. Namaku Raya. Aku lahir di Jakarta dan memilih untuk kuliah di Bandung. Orang tuaku tinggal di Jakarta dan di Bandung aku tinggal dengan saudaraku. Aku bergegas mengganti pakaian piyama tidurku ini yang sudah lusuh belum beli lagi dengan pakaian pergi. Mau ngajak kemana sih kak Vera, aku membatin. Setelah siap dengan pakaian pergi, aku keluar kamar menuju ruang bawah.
Terlihat kak Vera sedang asyik duduk di sofa sambil membaca majalah (entah majalah apa aku ga tau, mungkin majalah dewasa, hahaha secara usiaku dengan usia kak Vera lumayan cukup jauh. Ya kira-kira jaraknya 7 tahun).
“mau kemana sih?”
“udah lu ikut aja, daripada bete di rumah”
Terdengar klakson mobil dari luar rumah
“eh itu Doni udah datang”
“Ayuuk ah” kata kak vera sambil menarik tangan kananku.
Sebuah mobil sedan berwarna putih terparkir manis di depan pagar rumah. nampak seorang pria berkisar usia 27 tahun setara dengan usia kak Vera berdiri manis depan mobilnya.
“hai Ra!” sapanya padaku
Aku tersenyum simpul.
“yang disapa kok malah sepupu aku sih ay”
“pengen tau kamu jealous ga, haha”
Tuh belum apa-apa aku udah dipaksa liat “kerumantismean” mereka.
Sebenarnya sih bukan karena aku ga suka melihat sesuatu hal yang bersifat rumantis-rumantis ala orang pacaran tapi mungkin karena aku belum pernah merasakan hal itu jadi rasanya agak sedikit …
“uhuk-uhuk” aku pura2 batuk.
“ya udah yuk ah masuk mobil. Yuk Ra”
“kita mau ke mana sih kakak-kakakku”
“ke mana aja, sekali-kali ngajak kamu jalan adik kecil”
“hellow usia gue udah kepala 2”
Hmm, ternyata lumayan juga ga nyesel deh nerima tawaran kak Vera jalan keluar ngilangin bete karena sepanjang perjalanan di dalam mobil aku tak henti-henti dibuat tertawa ceria sama lelucon2 pasangan itu yang konyol, walau sekali-kali pun dibuat iri melihat yang rumantis-rumantis di depan mata.
Sesampainya di suatu tempat yang ga asing buatku.
“toko buku??”
“iya, kita ke toko buku”
“orang biasanya pacaran ke bioskop atau ke mana gitu, ini ke toko buku?”
“kan ngajak lu” kata kak vera
“kita tuh lagi mau nyari buku buat materi ngajar” kata kak doni
“oh pantes ngajak gue. ya ke toko buku. Kirain ke bioskop atau ke bukit bintang gitu”
“ya udah lu cari buku apa gitu buat kuliah”
“gue ke sana dulu ya”
Aku pun ditinggal sendirian di antara rak-rak yang tersusun rapih berjejer buku-buku. Aku mengitari rak-rak buku itu menuju bagian buku-buku sastra.
Seseorang tiba-tiba menyenggolku.
“eh sorry” ucapnya sekilas
Aku melihat pria yang menyenggolku itu.
Aku terkejut. Pria itu ternyata seorang pria yang kukenal.
“kak Bima” ucapku pelan
“Assalamualaikum, kak” aku menyapa sedikit ragu dalam hatiku untuk berani menyapanya
Kak Bima melirikku
“Raya?”
“iya. Kak sama siapa? Pasti sama ceweknya ya?” uups aduh nih mulut comel banget sih
Kak Bima tersenyum. Duh senyumnya ituuu.. maniss banget kayak maduuu.. mauuu
“sendiri saja” jawabnya singkat.
Kak bima malam minggu ke toko buku sendirian tanpa bawa gandengan. Ah itu ga mungkin. Kak bima adalah guru les bahasa inggrisku. Dia usianya sekitar ya sama dengan kak vera dan kak doni. Kak bima sosok pria yang aku kagumi. Dia tampan. Aku mengaguminya. Wajahnya tampan seperti artis2 hollywood. Aku mengaguminya (sungguh), bukan—tapi bukan karena rupanya yang tampan. Tapi karena sesuatu, sesuatu yang—ah tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tiba-tiba aku tersenyum.
“kamu?” tiba-tiba dia bertanya
Aku terdesak.
“maksudnya?” tanyaku tolol
“iya, kamu sama siapa di sini?”
“saya?”
“sendirian”
“Ooh”
“eh bukan, maksud saya, sama sepupu”
“tapi—tapi sepupu saya bawa pacarnya, dan saya ga bawa pacar jadi saya sendiri. Gitu maksud saya”
Aduh bego amat sih gue. Peduli apa kak bima gue mau bawa pacar atau ga.
“lagi nyari buku apa?”
“oh, ng, itu” aduh gue jadi salting gini sih
“kamu suka buku-buku sastra ya?”
“kok tau” waduh kok kak bima tau ya, jangan-jangan aiiiih aku jadi malu. Aku tak sadar pipiku bersemu merah.
“nebak aja. Kamu kan ada di sini, bagian buku-buku sastra”
Sedikit kecewa. Kirain kak bima nguntilin kegemaran aku dan tau kalo aku suka sastra (over confident).
“saya suka sama wanita yang memiliki hobi yang sama dengan saya”
Hmm, apa tuh maksud. Suatu pertandakah.
“emang hobi kak bima apa?”
“menulis puisi, fiksi”
“saya!” teriakku girang
“kamu?”
“maksudnya?”
“ah ga kak”
“kamu suka menulis puisi atau fiksi?”
Aku mengangguk pelan sambil malu-malu ga jelas. Entah seperti apa warna wajahku saat itu depan kak bima.
“wah sama ya rupanya.”
“bagaimana kalau kapan-kapan kita berdiskusi. Mungkin di sore hari di taman sambil melihat senja yang bergulir menuju malam. Atau sambil menikmati sebatang cokelat berdua. Kita bisa berdiskusi tentang puisi atau fiksi”
Aku melongo. Aku terpaku. Mati rasa. Jantung ini seakan berhenti berdetak. I can say nothing. Krik..Krik..Krik. Ibuuu, mimpi apa aku.
***

GRAUUUUK!!
“Aww, sakiiit. Astagfirullah.”
Tikus?
kyAaaaaaaaa!! ada tikus gigit jari aku. Aduh sakit. Jari telunjukku memerah bengkak.
Yang tadi itu. Nyata atau.
Mimpi?
Cuma mimpi?
Yaaa cuma mimpi.
Tuhan, mengapa Engkau membangunkanku dari mimpi indah itu. Kulirik jam kitty berwarna putih yang menggantung di dinding. Jarum jam menunjukkan pukul setengah enam lewat tujuh menit sore hari. Aku menengok ke arah jendela kamarku. Kupandang langit di luar sana dari jendela kamar. Senja yang bergulir menuju malam.
Sekarang? malam minggu? Aku mendesah sembari melihat jari telunjukku yang semakin memerah.
-SELESAI-

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika terjadi kesamaan tokoh/karakter atau kesamaan kejadian dalam cerita hanyalah kebetulan semata. Cerita ini hanya cerita iseng2 saat saya sedang bosan dan mumet dengan skrips, wkwkw. Maka dari itu tidak terlalu sempurna dan butuh direvisi dan direvisi lagi (mungkin berkali-kali). Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Terimakasih sebelumnya. Wassalam.

sekilas tentangku

Ehm, hai. Kalian semua pasti belum tau ya siapa aku ya.. heheheh, penting gitu??. Langsung aja ya, ACTION!
Perkenalkan, nama lengkap saya Dinda aryani. Nama panggilan saya, mmm, apa ya? #garuk2 kepala. Sebenernya sih banyak. Kalian bisa panggil saya din, nda, da, dind, heheheh apa aja deh udin juga boleeh.. wkwkw. Saya anak perempuan, jelaskan liat deh foto profile saya “cewek cantik pake kerudung” ihihiihh narsis ya, #maap. Saya anak bungsu, anak kedua dari dua bersaudara. Saudara saya, saudara kandung namanya Inna marlina. Inna adalah saudara perempuan saya satu-satunya. Dia lulusan S1 Biologi di Unpad Jatinangor dan baru saja lulus dari S2 Teknik Lingkungan ITB. Sekarang dia bekerja di salah satu perusahaan minyak di Jakarta. Ya memang, bekerja di perusahaan minyak adalah salah satu impiannya ,,,,,,,, mmmm ??? Lho kok jadi ngomongin kakak saya?? Okey CUT!.
Sekarang tentang saya ya. Saya sendiri saat ini masih kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, semester …… pokoknya mah tingkat akhir we lah, hehehe. Saya memilih jurusan itu karena saya menyukai segala hal yang berbau bahasa dan sastra. Tadinya saya maunya masuk Jurusan Sastra Indonesia di salah satu Universitas di Jakarta, tapi ga keterima, hehee, takdirnya masuk UPI. Tapi saya senang kuliah di UPI. Saya bisa belajar banyak tentang sastra apalagi Sastra Inggris sekalian juga belajar Bahasa Inggris.
Saya tinggal di Padalarang bersama kedua orang tua saya. Tadinya saya ngekost di daerah dekat2 kampus. Sekarang sih udah ga, karena mungkin sekarang jarang ke kampus karena udah ga ada kuliah dan tinggal nyusun skripsi saja, jadi ya di’dug-dag’ deh. Ga apa-apa itung2 olahraga. Selain menyusun skripsi yang menarik tapi bikin pusing juga, saya juga punya kesibukan lain nih, ya disibuk-sibukin we lah, hohoh. Mau tau kesibukan saya? Penting ya? Ya kasih tau aja deh, itung2 latihan jadi artis. Saya sibuk menulis. Ya, saya sibuk menulis. Menulis apa saja, yang penting menulis. Saya gemar sekali menulis apalagi menulis cerita, puisi, dll, apa saja pokoknya saya memiliki kesibukan menulis, apa pun kejadiannya minumnya teh botol “sastra” eh salah, pokoknya apapun kejadiannya saya tuangkan saja ke dalam bentuk tulisan.
Kesibukan lainnya, saya juga gabung di salah satu club sastra di kampus, yang tiap minggu (katanya) mengadakan diskusi atau apresiasi sastra mingguan. Jujur, saya senang sekali ada kegiatan seperti itu, inginnya sih ikut terus tapi saya ga terlalu sering juga datang sih, datang kalau ada teman saya yang juga suka ikutan kegiatan itu. Kalau dia ga, saya juga ga. Tapi diusahain, pengennya sih rutin gitu, ya maklumlah saya ini orangnya pemalu jadi kalo ga ada teman kadang malu kalau datang sendirian, tapi saya harus mengubah sifat jelek itu ya! Okey.
Sekarang cerita apa ya… bingung ah, udah ah segini dulu aja ya. Kapan2 kita sambung lagi. Dadaaaaaaaaaaaaaa! Muaaah! #salam kiss dari penulis, kikikik.
–Dindaryani-

what is love

there is a love.
love,
cannot be explained.
love,
cannot be defined.
and love,
cannot be understood
it can come and go easily,
anytime
without seeing the place or age.
it can leave something hurt in our heart.
 then,
love makes anybody happy,
sad,
crazy,
cry,
even broken into pieces.
so,
what love really is…..
 -cinta, di ambang tanya-
(awal hari 30-05-12)

never know

You never know,
Even if I give you signs.
You never know,
Even if I show you by eyes.
You never know,
Till I say something honestly?
Should I?
You don’t know and will never know,
Or,
you know.
but, you just don’t care about it.
Tell me? .

Rabu, 22 Agustus 2012

about me

Selamat malam. Sekarang pukul 07.28 saat saya mulai menulis tentang……
Saya lagi, wuahahaha,, narsis yaa #egp ahh kikikikik. Ini berikut beberapa pertanyaan dan jawabannya, seputar: sayah tentunya.
Pasti kalian pengen tau, atau ga?. Hmm, ga apa, ga mau tau juga,,, kekekek.
Start!
Nama lengkap saya yang sangat lengkap adalah dinda aryani basuki soepandi karsaman tutty aminah mulyo basuki.
Panggilan: dind, din, nda, da, udin wkwkk
Panggilan dari sahabat: dindooooo
Saya punya nama samaran kalau (bener) jadi penulis: dindAryani
Saya lahir di: Jakarta
Tanggal, bulan, tahun: 171088
Hobi: nulis, baca, blogging, dengar musik, nonton dvd
Cita-cita: pengen sih jadi penulis
Warna favorit saya: putih, coklat, pink, abu-abu, hijau, merah,,, ah semua warna suka deh. Hidup penuh warna itu jauhh lebih indah, hehee. tapi, sekarang sih lagi seneng coklat nih ga tau kenapa.
Bunga favorit: bunga matahari.
Hewan yang saya suka: kucing
Tokoh kartun yg disuka: Tom and Gerry dan Garfield.
Movie favorit: confession of shopaholic, finding nemo, radit dan jani
Buah yang paling ga disuka: Pepaya (bauuuuu gileee)
Paling suka kalau dikasih: Semangka dari orang-orang ^^ yang singkatan dari "Semangat Kawan!" heehee
Semester yang paling berkenang adalah: semester 7,, semester lelah tapi bahagia.
Hal yang bikin bahagia adalah saat berpapasan sama cowo yang disuka dan diberikan senyum gratissss- tissss- tissss sama dia..
Hal yang ga disuka adalah saat malam hari di rumah sendirian, hujan, ada guluduk dan mati lampu,,hiiiiii T_T
Hal yang paling bodoh yg pernah dilakuin adalah menanyakan si A kenapa putus sama si B #bener2 bodoh, apa urusan gue
Sifat-sifat saya yang disukai adalah: rajin, punya semangat tinggi, ambisius, baik hati, tidak sombong, rajin menabung, heheehhe
Sifat-sifat saya yang (paling) ga disuka adalah: pemalu dan ga percaya diri, hmm -__-“
Bagian tubuh yang saya suka: mata, hidung, bibir "muaaach" wkwkk
Bagian tubuh yang kurang disuka: alis (tipis gileee)
Lagu yang lagi suka saya denger: pasti bisa-citra scholastika (penambah semangattt!!)
Buku yang lagi dibaca saat ini: Reading images: the grammar of visual design - Kress and van Leeuwen (one of my favorite text books) dan Perahu kertas - Dewi Lestari 'Dee'
Udah ahhhh,, daaaaaah!!! Muaaachhh!! #salam kiss dari penulis, hhee :p

Minggu, 26 Agustus 2012

semester 7; semester perjuangan.

Rumahku dekat sekali.
dekat dengan tempatku menggali ilmu -- di ladang sana.
Begitu dekatnya,
Sampai aku harus berkejaran dengan waktu.
Sampai terkadang terdapat percekcokan antara:
aku dan waktu: ''mengapa waktu terasa begitu cepat melaju. Aku terengah-engah lelah.''
atau,
aku dan batin (mendengus kesal pada mas angkot): ''hai mas angkot! Jgn ngetem doong! Ga liat org lgi buru2 apa ya??''
atau,
aku dan batin (berkecamuk): ''uuh siapa yg harus dipersalahkan? Salah gue? Salah tmn2 gue?''
atau,
aku dan jantungku.
Kupinta jantungku berdetak normal namun ia berdetak begitu cepat seakan mau lompat.
Atau pula,, kupinta waktu untuk rela berhenti barang 5 menit saja.

Ya! Inilah hidup! Hidup tak selamanya berjalan mulus.
Ini mungkin yang disebut lika-liku.
Kupikir, aku harus bisa me'manage' waktu.
Kupikir, aku harus menjadi pribadi yg memiliki tanggung jawab terhadap diriku sendiri.

Tak ada yg harus dipersalahkan,
Tak ada.
karena,
''this is a life''

di mana.

Malam .
Gelap begitu pekat.
Tak ada bintang di langit; merekat.
Berasa tak sempurna.
Bulan jua tak ada.
Di mana cahaya?
Setitik saja.
Angin malam menerpa.
Dingin.
Gelisah, resah mendesah.
Sesak.
Tak ada peduli.
Kemana harus pergi?
Kemana harus mencari?
Cahaya.
Setitik saja.

3 September, 11
(ketika sendu berkuasa)

Mengapa.

Mengapa,
Mengapa mengingat-Nya selalu;
Saat wajah berhiasi debu
Saat langit mendung menyerbu
dan
burung2 enggan bernyanyi merdu.
Lalu,
Di mana?
Di mana kita;
Saat langit cerah oleh mentari
Saat langit begitu indah terlukis rona pelangi
dan
burung2 bernyanyi-nyanyi dan menari-nari.
Di mana?
Lupakah akan kepada-Nya?.


*saat sedang merenung, bertanya-tanya* 21 Juni, 11

bunga biasa

ia bukan Mawar

Merah; indah merekah.

Jua bukan Melati

Harum semerbak bagai parfum.

ia cuma bunga.

Bunga BIASA.

Layu  ia kini.

Siapa yang peduli?


(dindaryani, 2011)
“ketika diri merasa sepi, sendiri. tak ada peduli”

tanda tanya (?)

Sekian lama.

Setiap melihatmu.

Aku selalu terpaku.

Apa yang ku rasa ini

Aku tak tahu.

Senar hati yang bergetar

Degup jantung yang tak menentu.

Ada apa ini

Aku tak tahu.

Sekian lama

Setiap melihatmu.

Aku terpaku.

Beribu kata yang tersimpan saja dalam hati.

Tak berucap. Tak terangkai.

Apa yang ku rasa.

Tanda tanya. (?)

Sabtu, 25 Agustus 2012

Kangeeeen :'(

Kawan-kawan,,, saya mau sedikit menceracau nihh, boleh yaaa?? boleh dooong! *maksa.com hehe
Saat ini saya sedang kangen berat sama dia. jadi teringat dia tiba-tiba, hiksss. Masa-masa kenangan indah bersama dia tiba-tiba terlintas begitu saja dalam memori ini.
dia, dia ituh lucuuuu banget! saya jadi teringat waktu dia masih ada di rumah. kita tuh suka maen bareng. kita main bareng di dalam rumah atau di taman, di halaman luar rumah. aku dan dia berkejar-kejaran, aku dan dia berlari-lari. saat aku berlari dia mengejarku.
kangeeeennnn deh pokoknya masa-masa itu sama dia.
ehem, "dia" di sini, maksudnya kucing saya lho! hehee :p.

Jadi gini, dulu, saya pernah punya hewan perliharaan kucing, lucuuuu banget. Kronologisnya begini, suatu ketika mamah saya mampir ke rumah tetangga yang adalah sebenarnya rumah saudara juga "kakak" nya mamah saya atau "uwa" saya. mamah saya kan ngintip2 jendela rumah kakaknya atau uwa saya itu (bukan mau maling ye, hehee cuma mau tau ada orang di rumah apa ga soalnya kok sepi) terus saat sedang ngintip2 gitu, ada suara ngeong2 gitu di belakangnya tepatnya di bawah dekat kaki. mamah saya nengok aja ke sumber suara berasal itu. Dan, ternyata rupanya ada penampakan saudarah-saudarah! (pikir hantu!) :p *terlihat seekor anak kucing kecil dengan wajah polosnya menengadahkan kepala mungilnya. anak kucing itu saya perkirakan usianya masih beberapa minggu soalnya tubuhnya ntu mungil kecil banget.



Sumber foto: http://kucing.web.id/merawat-anak-kucing/

Anak kucing itu seperti seolah-olah meminta belas kasihan ke mamah saya supaya dia dibawa dan dirawat. "ayoo dong bawa saya ke rumah, rawatlah saya, kasihanilah saya anak yatim piatu, ayah ibu saya ntah ke mana saya tak tahu" begitulah mungkin kata si anak kucing *mungkin.
Tapi, mamah saya cuekin aja ntu anak kucing. Mamah saya pulang deh menuju rumah setelah ngintip2 jendela rumah tetangga kagak ada siapa2.
Ehhhh,,
tanpa diduga ntu si anak kucing ngikuttt. ya alhasil sampailah di rumah dengan anak kucing yang ikut padahal ga diajak sama mamah saya. mamah saya tetap cuek sama anak kucing itu tapi ya akhirnya dikasih makan juga sih saat itu.
Ntu si anak kucing ternyata betah amat ya di rumah saya, dia kagak mau beranjak pergi dari rumah padahal si anak kucing itu selalu dibiarkan berada di luar rumah, ga pernah dibawa masuk ke dalam rumah, ya sesekali doang sih kalo saya pengen main sama anak kucing itu. beberapa hari kemudian, kakak saya yang kuliah di Jatinangor datang dari kosannya. melihat anak kucing tersebut, kakak saya sih berinisiatif memandikannya karena melihat keadaan anak kucing itu jeleeeeek (ga boong!).
Jujur ya, anak kucing itu memang jeleeeeek banget, aslina! budugkan! "bukan luka2 atau korengan lho!" tapi budukan di sini tuh alias banyak ketombe gitu di bulu2 si anak kucing itu. ya kalo manusia mah di rambut suka ada putih2 itu kan ketombe ya?!
Setiap ga ada kakak saya, anak kucing itu kalau malam ya ditaruh di luar rumah. Tapi saat kakak saya datang, barulah anak kucing itu dimasukin ke dalam rumah kalau malem.
Saat pemberian nama. siapa ya namanya yang bagus buat dia. ngeliat wajahnya yang polos nampak seperti tak berdosa meni innocent bangetlah dan mukanya itu muka "bodoh" atau dalam bahasa sunda tuh bisa dikatakan "Cileupeung" jadilah kepikiran nama UciL yang singkatan dari Ucing Cileupeung *Astagfirullahaladzim nama adalah doa! jgn ditiru pemberian nama pada hewan peliharaan kalian!.
Hari-hari berjalan, Ucil semakin lama semakin tumbuh menjadi kucing remaja yang masih "budukan". Ucil itu jeleeeek deh pokoknya saat masih remaja2 beranjak dewasa (halah euy). sampai2 pernah sepupu saya datang ke rumah membawa anaknya. anaknya tuh mau pegang2 ucil mau ngajak main. ehh, si ibunya alias sepupu saya itu berkata "eh jangan2 ih kucing budug itu mah, jangan2! kucing budugkan, jangan" -__-" kau berani2nya menghina kucingku seperti itu, Gggrrrr. tapi emang sih ucil saat itu jelek.
Hari-hari terus berjalan terlewati sudah. Setiap saat Ucil diberi susu dan makannya buanyaaaak. dan hasilnya jadi gendutt dan menggemaskan!





Ucil pun  tumbuh menjadi kucing dewasaaaa dan tampan, gendut dan menggemaskan. Ucil itu kucing yang beda banget sama peliharaan kucing2 saya sebelumnya. Ucil itu ga jorang alias ga jorok. Kalo buang air kotorannya aja di wc! dia inisiatif gitu ke wc (aslinya padahal ga pernah diajarin lho, kok bisa ya? sampai sekarang saya pun masih bertanya-tanya *lebay.com).
si Ucil yang dewasa menjadi tampan dan ga budugkan lagi pokoknya malah jadi lucuuuu banget sampai2 saudara sepupu saya yang pernah ngatain budugkan sampai kaget dan bertanya "itu ucil yang dulu budugkan? kok jadi bagus sih?" *ya eyalah secara dia rajin merawat diri gitu lho!

Bulu2nya Ucil aja jadi mengkilat berkilau kayak model2 rambut manusia di iklan shampoo gitu deh, cokpislah jadi model iklan shampoo kucing! lihat saja tuh hitamnya mengkilat berkilau kan:




 


Seiring berkembangnya dia, akhir2 ini Ucil selalu ditaruh di luar kalau malam hari, ga tau kenapa ya mungkin karena Ucil sendiri suka minta keluar kalo malem2. oh iya mungkin juga karena ada pendatang baru saudara-saudara! di rumah saya ada pendatang baru; kucing anggora persia gitu pemberian dari saudara sepupu saya.



Dan Ucil sama si ntu kucing pendatang baru yang namanya Gerry suka berantem ala kucing. Herannya, kok malah Ucil yang ditaruh di luarrrr?? *ahh kejamnya dunia!

 versus            


Karena sering ditaruh di luar, tiba-tiba suatu saat sempat beberapa kali si Ucil yang malang sempat menghilang dari peredaran. Pernah sebulan hilang dari rumah. eh tapi Alhamdulillah sih dia balik lagi. Tapi terus kembali lagi menghilang lagi dan sampai saat ini ga balik2 lagi, hiksss.


      
 
Saya khawatir ucil digigit guguk2 pemburu yg suka mampir ke ladang kawasan rumah saya setiap malam hari yang telah memakan korban nyawa beberapa kucing2 peliharaan saya :'( *jangan sampai itu terjadi pada Ucil!  
 
  ------> Alm. Gerry.
 
Beberapa bulan setelah menghilangnya Ucil dari peredaran di rumah, ntah ke mana saya ga tahu, Gerry pun menjadi korban. Dia direnggut nyawanya, dikoroyok oleh guguk2 pemburu pada malam hari karena Gerry juga suka ditaruh di luar rumah gara-garanya jorang alias jorok suka pipis sembarangan di dalam rumah jadi bauuuu pipis kucing. *mengenaskan, sungguh! mamah saya pun menyesal. kami juga menyayanginya dan kehilangan dia T_T .
 
Pesan yang saya sampaikan pada pengalaman saya ini adalah, jika kawan2 memiliki hewan peliharaan, jagalah dengan sebaik-baiknya. Jika ada pendatang baru, jangan dibeda2kan. hewan juga kan punya perasaaan. satu lagi, don't judge the book by cover (lho ga nyambung ya?) pokoknya jangan suka ngata2in penampilan, terimalah dia apa adanya setulus hati karena mungkin penampilan itu bisa saja berubah. satu lagi deh, merawat diri itu hukumnya wajib kawan-kawan! kita wajib merawat tubuh titipan Allah ini. dan karena bersih juga adalah sebagian dari iman serta Allah juga menyukai keindahan maka kita harus menjaga tubuh ini agar bersih kayak si Ucil gitu deh. Tuh kucing aja tau hukum bersih sebagian dari iman.
 
Udahan ah untuk kesempatan kali ini. muaaaacch! -salam kiss dari penulis-

nb: Perasaaan saya kok sering amat ya nulis di blog, -__-" ngoook!
 
 
 
  
Miss you so badly :'(


suka, kagum, cinta, sayang, obsesi itu beda!!

Kawan-kawan, saya tuh bingung bedanya suka, kagum, cinta, sayang dan obsesi. jadi, saya di sini mau membahas perbedaan2 perasaan itu menurut persepsi saya lho ya! jika tidak setuju atau punya pendapat lain, mungkin bisa memberi tahu saya. okelah kalo begitu. ehem.. ehem.. tes-tes 123,,

Kawan-kawan semua pasti pernah mengalami perasaan suka kan? Kalo yg ga pernah, wah kudu periksa tuh, hehee. Perasaan suka adalah sebuah perasaan yang timbul dari dalam diri atas dasar “karena”. Misalnya nih, lihat cowok di mall lewat, ganteng! Ih ganteng tuh cowok. Atau di kelas ada cowok yang super ganteng, cool kayak artis korea gitu deh, suka deh!. Nah, jadi perasaan suka itu muncul “karena” si doi ganteng, keren, atau embel-embelnya. Menurut saya, perasaan suka itu sifatnya sementara atau hanya sesaat dan bisa gampang lupa. Tapi, perasaan suka itu bisa saja meningkat setahap lebih tinggi menjadi perasaan kagum atau bahkan lebih parah perasaan obsesi!. Lain halnya dengan perasaan suka, kalau perasaan kagum menurut saya itu adalah sebuah perasaan karena ada beberapa di dalam diri si doi yang dikagumi yang membuat diri kita kagum. Misalnya nih, tu cowo smart banget, pemikirannya tuh beda, cool bangetlah. Ih itu cowok sholeh banget! aku kagum sama dia. Nah itu dia perasaan kagum gambarannya kira-kira gitu kali yee. Sama halnya dengan perasaan suka, perasaan kagum juga bisa lho meningkat menjadi obsesi jika perasaan kagumnya terlalu berlebih.
Bagaimana dengan obsesi itu sendiri saudara-saudarah?? Apa sih obsesi itu?? Kawan-kawan pernah ga denger sebuah lirik lagu “obsesi cuma bikin frustasi”? nah, ya mungkin bisa diambil simpulnya bahwa obsesi itu ya seperti sebuah perasaan ingin memiliki yang begitu kuat hingga ke akar-akarnya yang terdalam (hehehe naon ateeuh!) sampai-sampai berbagai macam cara mungkin bisa dilakukan untuk dapetin si doi (hadoooh cape deh -__-“). Kalo ga dapetin? ya bisa bikin frustasi! Obsesi itu bukan sebuah perasaan yang murni atau kata lainnya “ga tulus” Cuma pengen memiliki, adanya hasrat yang kuat untuk memiliki (itu kalo menurut saya lho) sampai-sampai berbagai macam cara dilakukan termasuk cara yang bisa merugikan diri sendiri. Misalnya nih, kita paling anti banget sama pelajaran Fisika, pokoknya ga suka bangetlah. Tapi, si doi tuh suka banget sama pelajaran Fisika dan ikutan kursus Fisika gitu. karena pengen banget deket sama si doi, kita sampai bela-belain ikutan kursus Fisika "cuma gara-gara si doi". Padahal udah jelas-jelas ga suka banget sama pelajaran Fisika. kemana pun si doi pergi kita selalu buntutin dah! nah kan amazing kan? amazing atau menakutkan itu ya. Ya lupakan obsesi. Sekarang beralih menuju perasaan cinta. Kalau perasaan cinta gimana?
Menurut saya, perasaan cinta itu ada jika sudah ada tahap pendekatan. Di sini  ketika pendekatan, merasa ada kecocokan di antara keduanya. Menurut saya, perasaan cinta itu masih atas dasar “karena” menjalin hubungan atas dasar “karena” (itu kalo kata saya lho). Nah, yang terakhir itu perasaan sayang. Perasaan sayang adalah suatu perasaan di dalam hubungan tanpa atas dasar “karena”. Jadi, hubungan itu murni, tulus, menjalin hubungan menerima apa adanya. Menurut saya, perasaan sayang itu lebih dalem dari perasaan cinta. Cukup ah sekian dan terimakasih telah membaca. Hehehee artikelnya sotoy yaaaa,,, mungkinkah kawan-kawan punya persepsi lain?? .

Jumat, 24 Agustus 2012

Manfaat minum air putih


Selamat malam para permirsah semuanya-nyah #alayers. Pada kesempatan kali ini, saya ingin menulis artikel mengenai manfaat minum air putih! (horeeee!!). Nggak tau kenapa ya saya kepikiran menulis artikel mengenai hal ini, heheehe mungkin ya karena saya sendiri juga sebenarnya bisa dikatakan jarang banget minum air putih (lho??). Suatu ketika (kata-kata favorit saya) saya bertandang ke kosan teman saya sekaligus nginep di kosan teman saya itu. Kami bertiga (saya, teman saya yang bernama de, dan yang punya kosan alias teman saya juga yang bernama in) ngineplah di kosan in. Tujuan kami nginep-nginepan adalah mau “nobar” alias nonton bareng sebagai refreshing atau untuk menyegarkan otak sejenak sebelum memulai bergelut dengan penyusunan skripsihh yang katanya bikin lieuuuurr. Saat nginep-nginepan itu, terbongkarlah rahasia saya bahwa saya tidak terlalu suka minum air putih. Kedua teman saya itu memberi tahu dan memberi petuah kepada saya untuk minum air putih yang buaaanyak karena minum air putih itu bikin sehat tubuh. Begitulah. Lalu, saya kepikiran deh buat nulis artikel mengenai manfaat minum air putih gara-gara saya jarang minum air putih (he). Saya searching-searching juga di mbah sagala aya (read: google) mengenai manfaat air putih, apa aja ya. Jadi, informasi ini insya Allah “actual dan terpercaya” hehee. Ok mulai aja ya kebanyakan ‘nyemeng’ nih, sekarang saya akan memaparkan beberapa manfaat minum air putih, sebagai berikut:

1. Air putih dapat membuat tubuh menjadi segar dan berenergi serta mencegah dehidrasi

Tahulah pasti kawan-kawan apa itu dehidrasi. Dehidrasi itu sangat berbahaya ya bisa meregang nyawa kalau dibiarkan terus. Dehidrasi adalah suatu penyakit kurangnya cairan dalam tubuh yang dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas, lesu, letih dan kawan-kawannya (naon ateeuuuh)! Pokoknya menjadi tidak berenergi dan tidak bersemangat dalam menjalani aktifitas hari-hari. Faktanya, di dalam tubuh manusia itu sebagian besar mengandung cairan atau air (80% katanya). Jadi, jika kekurangan cairan di dalam tubuh, bisa tahu kan akibatnya? Yup! tubuh akan menjadi lemas, lesu, letih dan tidak bersemangat karena tidak ada energinya. Minum air putih dapat mencegah terjadinya dehidrasi dan tubuh akan menjadi terasa segar bugar, berenergi dan bersemangat dalam menjalani aktifitas hari-hari. Semangaaaatttt!!

2. Air putih dapat membuat kulit bercahaya, bersih dan mulus

Air putih dipercaya dapat membuat kulit menjadi bercahaya, bersih dan mulus. Jika kekurangan air dalam tubuh, otomatis tubuh itu sendiri akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit akan menjadi kering dan berkerut keriput. Minum air putih yang banyak dapat menjaga kulit dari dalam sehingga hasil luarnya kulit akan menjadi halus, mulus, lembab dan segar. Konon katanya (kayak lagu mbah dukun!) air putih juga dapat mengeluarkan kotoran-kotoran atau racun dalam tubuh melalui urine. Jadi, jika ingin kulit bersih segar bercahaya dan mulus banyak-banyaklah minum air putih minimal 8 gelas sehari.

3. Air putih dapat memperlancar sistem pencernaan

Apakah kawan-kawan memiliki gangguan pencernaan seperti maag atau sembelit?? Jika memiliki masalah-masalah gangguan pencernaan seperti itu sangat diwajibkan untuk minum air putih. Minum air putih secara rutin teratur akan membuat sistem pencernaan menjadi lancar, car, car, car sehingga diri ini akan terhindar dari gangguan pencernaan seperti penyakit maag atau sembelit.

4. Air putih dapat menurunkan berat badan

Minum air putih ternyata juga dapat menurunkan berat badan atau menguruskan badan lho! karena minum air putih khususnya sebelum makan dapat membuat diri ini terasa kenyang. Hal itulah yang akan membuat asupan makanan menjadi lebih sedikit. Jadi, ingin menurunkan berat badan atau punya tubuh langsing seperti sayah? Minum air putih yang banyak, ok.

5. Hidup sehat karena minum air putih dapat menghadang penyakit-penyakit

Tahukah kawan-kawan ternyata air putih juga bermanfaat buat kesehatan tubuh kita sendiri. Air putih dapat menyehatkan jantung saudarah-saudarah! bahkan menyembuhkan penyakit jantung. Selain itu, air putih juga dapat menyembuhkan beberapa penyakit lainnya seperti penyakit stroke, saluran nafas, rematik, penyakit kulit, usus dan lain-lain. Tambahan lagi, air putih juga dapat memperlambat terjadinya proses pertumbuhan sel-sel kanker, dapat mencegah penyakit kanker, batu ginjal atau penyakit hati (bukan hati “ambigu” lho ya! You know what I mean kan)

Nah, sudah tahu kan manfaat air putih...... jadi, kawan-kawan mau hidup sehat? Ayoooo Banyak minum air putih. Hidup sehat, air putih solusinya!

Nb: para pakar kesehatan menganjurkan sebaiknya minum air putih sebanyak 8-10 gelas sehari.

Sumber bacaan: http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/manfaat-menakjubkan-air-putih.html

the sweetest chocolate with the sweetest love

Catatan:
Cerpen ini dibuat terinspirasi dari Puisi Mr. Budi Hermawan “Percakapan Angin dan Ilalang”

Siang ini, setelah bell berdering pertanda usai jam sekolah, seperti biasa aku melakukan rutinitas setiap hari Rabu; duduk di sebuah bangku panjang di pinggir lapangan basket sekolah sambil “membaca” buku yang kubawa setebal ya kurang lebih 5 cm (lebih tepatnya “pura-pura” membaca). Pada kenyataannya, kedua mataku ini memang tidak tertuju pada buku yang sedang kupegang; kubiarkan terbuka seolah-olah aku sedang membaca, melainkan tertuju pada sosok seorang pria bertubuh tinggi dan berkulit coklat gelap yang sedang men-dribble bola basket di tengah lapangan sekolah. Rutinitas yang kulakukan setiap hari Rabu; rutinitas yang menyenangkan. Rutinitas pengobat segala resah, jua penghapus lelah setelah bergelut dengan tugas-tugas mata pelajaran di kelas tadi.
Aku Bunga, siswi SMA kelas 3 ipa 2. Aku melihat Angin yang sedang bermain basket. Aku memandang kagum pada sosok itu dari kejauhan. Ya, hanya dari kejauhan. Hanya itu yang bisa kulakukan. Tak peduli pada panas matahari yang menyengat siang ini. Tak peduli pada orang-orang di sekitar yang melihatku duduk sendiri. Aku tak peduli karena Angin, aku bahagia.
“Bunga, kamu nggak pulang?”
Aku tersentak saat kulihat Zeni, teman sekelasku yang tiba-tiba berdiri di hadapanku dan melontarkan pertanyaan itu.
“Eh,,”
“Ngg, aku masih ingin di sini. Masih ingin membaca” kataku sambil memperlihatkan buku yang kupegang sedari tadi (sombong) tapi tidak kubaca.
“Rajin amat sih”
Aku hanya tersenyum simpul. Dalam hati aku tertawa dan berkata, iya, membaca ke mana arah mata Angin menuju.
“Aku duluan ya, Bunga”
Aku mengangguk seraya berkata “oke”
Selepas kepergian Zeni dari hadapanku, aku kembali mengarahkan kedua mataku tertuju pada Angin. Menikmati pemandangan itu. Pemandangan indah seminggu sekali.
***

Langit malam gelap bertabur bintang. Pukul 9 lewat 15 menit. Kantuk masih belum menyapa. Di atas balkon rumah, aku berdiri. Temenung sendiri. Menikmati sepi dan sunyi di malam hari ini sambil mengingat rutinitas tadi. Aku mendesah, menghela nafas panjang dan teramat dalam. Huh! Sampai kapan? Sampai kapan kupendam rasa ini. Rasaku padamu, Angin. Sudah dua setengah tahun aku memendam rasa ini. Bodoh! Tak ada keberanian sama sekali untuk mendekatimu. Apalagi mengajakmu berbincang. Sesak di sini; di ruang ini; di hati. Ya, aku sudah dua tahun setengah mengagumi Angin. Angin adalah teman satu sekolahku di SMA tapi berbeda kelas. Aku teringat saat itu ketika debar-debar mulai merasuki relung hati ini. Saat berpapas tak sengaja di koridor sekolah, bersitatap beberapa detik. Mata itu. Kedua mata yang memancarkan cahaya sampai masuk ke dalam hati ini. Saat bertemu lagi tak sengaja di perpustakaan sekolah. Aku melihatnya sedang duduk asyik sambil membaca buku. Diam yang menawan; itulah sosok Angin.
“Heh! tidur woi!”
Lagi-lagi aku tersentak. Kali ini bukan temanku Zeni yang mengagetkanku tapi kakak perempuanku satu-satunya memukul pundakku dari belakang.
“Iih, kak Tiwi ngagetin aja sih”
“Lagian..”
“Ngapain sih? lagi ngelamunin cowok yaaa??”
“Lagi jatuh cinta ya?” todongnya
“Dari dulu” ujarku
“Dua tahun yang lalu” lanjutku
“Hah? Dua tahun?? siapa sih? tembak aja”
“Ngaco! Mau taruh di mana harga diri ini sebagai wanita”
“Halah, harga diri sebagai wanita? Udah nggak jaman, lagi. Sekarang udah emansipasi wanita. Wanita berhak mengutarakan isi hati”
“Ah! Tak mau”
“Ya suuuu-dah. Memendam rasa. Rasanya nyeri nyeri moal tiasa diubaran” katanya ngakak dan berlalu dari hadapanku”
“Tidur!!” teriaknya masih bisa terdengar tapi kenampakkannya sudah menghilang dari hadapan.
Kupikir benar apa yang dikatakan kak Tiwi barusan. Memang, rasanya “nyeri” dan ada sesak di sini; di hati. Memiliki rasa yang hanya bisa dinikmati sendiri. Sendiri saja.
***

Suatu sore di sekolah. Seusai mengikuti ekskul drama, setelah  aku memasukkan barang-barangku ke dalam tas, aku keluar dari ruangan auditorium tempat aku latihan drama. Hanya tinggal aku sendiri sedangkan teman-teman latihan drama yang lain sudah pada pulang sejak tadi ketika aku pergi ke toilet untuk beberapa jam (hehe ngapain ya).
Hujan. Tidak bawa payung. Aku memutuskan untuk diam sejenak di depan ruangan auditorium hingga hujan berhenti atau hingga gerimis. Aku berdiri di depan ruangan auditorium. Sesaat beberapa menit kemudian, terlihat pria mendekat ke arah dimana aku sedang berteduh menunggu hujan mereda. Angin, aku membatin. Ya, pria itu adalah Angin. Dia lalu berdiri di sampingku sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya karena dingin. Ingin rasanya menyapa, terlontar “hai” dari mulutku. Tapi lidah ini seakan kelu. Aku hanya terpaku. Aku diam saja seolah bisu. Sesekali menengok ke samping, mencuri-curi pandang, memandang dia; sosok yang aku kagumi sejak 2 tahun yang lalu hingga detik ini. Tiba-tiba dia mengeluarkan sebatang cokelat.
“mau?” tawarnya padaku.
“Hah?” aku tercengong dengan tampang bodoh.
Aku terkejut. Sungguh. Tak menyangka. Sama sekali tak menyangka Angin menawarkan cokelat padaku. Mimpi? Apakah ini mimpi? Diam-diam aku mencubit pelan kulit pahaku bagian belakang melalui rok SMAku. Aku meringis dalam hati. Sakit. Ternyata ini bukan mimpi.
Tanpa kuduga, dia memotong beberapa bagian kecil cokelatnya dan menawarkannya padaku.
“Ini ambil saja”
Senangnya, tanpa berpikir panjang dan tanpa sungkan, akhirnya aku pun menerima cokelat pemberian Angin itu dengan perasaan senang di dalam hati. Kebetulan aku juga sedang lapar (hehe).
“Terimakasih” aku berkata malu-malu
Aku pun perlahan memakannya.
“Enak ya” ujarnya
“Cokelat memang cemilan paling enak. Aku suka banget sama cokelat. Kalau pusing sama tugas sekolah atau sebelum latihan basket, aku pasti makan cokelat. Cokelat itu bikin relax
“Iya, dan coklat bisa membuat hati senang” kataku.
What?? Aku berbicara pada Angin?? Kita saling berbicara??
“Siapa namamu?”
“Bunga”
“Bunga? Nama yang bagus. Aku Angin”
Sudah tahu. Aku sudah tahu namamu. Saat di perpustakaan itu, aku melihat daftar nama pengunjung.
“Namamu juga …” ucapku
“Bagus. Angin” lanjutku
Dia tersenyum. Senyumnya maniss sekali seperti rasa cokelat ini. Hujan perlahan mulai mereda.
“Hujannya sudah reda.” Angin berucap
Kami berdua berjalan beriringan menuju gerbang sekolah untuk keluar dan kami berpisah saat di persimpangan. Aku belok ke kanan, sedangkan Angin belok ke kiri.
“Angin”
“Ya”
“Terimakasih cokelatnya”
Angin tersenyum dan mengacungkan jempol kanannya menandakan “ok. Sip”

Aku berjalan melangkah mengayunkan kedua kakiku menuju jalan besar. Sambil tersenyum-senyum senang, aku memegang cokelat yang diberikan Angin tadi. Masih ada sisanya sedikit. Akan aku simpan. Kalau perlu akan aku awetkan (hahah). Senangnyaaa hari ini. Ternyata dia suka cokelat. Kapan-kapan aku ingin mengajaknya makan cokelat di taman belakang sekolah, berdua sambil memandangi langit senja yang berarak di sore hari. Aaahhhh, nggak mungkinn. Tunggu! Nggak! Aku yakin, aku pasti bisa. Tadi saja sesuatu yang nggak terduga ternyata terjadi. Yang penting dia sudah mengenalku dan tahu namaku. Hanya menunggu waktu. Aku percaya waktu akan berbaik hati lagi padaku.
***



6 bulan kemudian.

Waktu berlalu. Hari-hari telah kujalani. 6 bulan sudah rupanya terlewati. Ternyata mimpi itu belum jua menjadi kenyataan. Tentang mimpi bersama Angin menikmati cokelat berdua di taman belakang sekolah sambil memandangi langit senja yang berarak di sore hari. Rupanya itu benar-benar hanya mimpi. Ya, hanya mimpi. Sekarang sudah mau lulus dan keluar dari SMA. Sudah berkali-kali aku dan Angin berpapas tak sengaja di koridor sekolah. Namun, kami hanya bertegur sapa, tidak lebih dan tidak ada tindak lanjut. Aku merindu. Sungguh, aku merindu saat hujan. Momentum indah saat aku bersama Angin menikmati cokelat berdua kala hujan. Setiap hujan turun, aku selau teringat momentum indah itu yang masih terekam rapi di memori otakku. Kini semua telah lebur bersama waktu. Cukup sudah. Semua keinginanku itu memang hanya mimpi.
“Bu, beli semangkuk baso ya, bening jangan pake saos dan jangan pake kecap”
“Bunga”
Aku menengok ke belakang. Terkejut. Kulihat sosok pria yang aku kagumi ada di hadapanku.
“Angin”
“Nanti sepulang sekolah ada acara?”
“Sepertinya tidak ada. Kenapa?”
“Tunggu aku di depan ruangan auditorium ya. Tempat latihan ekskul drama” katanya dan lalu berlalu dari hadapanku
“Bu, beli basonya nggak jadi. Beli dua batang coklat aja”
Seusai pulang sekolah, aku berdiri menunggu pria yang aku kagumi sejak 2 tahun yang lalu. Dengan perasaan cemas “deg-deg”kan bercampur senang, aku berdiri di depan ruangan auditorium tempat latihan ekskul drama. Menunggu Angin. Tak lama kemudian, sosok Angin mulai nampak. Dia berjalan mendekat menghampiriku.
“Yuk” ajaknya tiba-tiba
“Ke mana?” aku bingung
“Ke taman belakang”
Sontak aku benar2 amat terkejut. Impian itu. Aku tersenyum. Aku mengiringi langkah Angin. Kami berdua melangkah menuju taman belakang sekolah. Sesampainya di sana, kami mengambil posisi duduk bersebelahan. Kami duduk di atas rumput hijau berdua. Tak ada siapapun di situ saat itu. Hanya kami berdua.
“Ini” aku memberikan sebatang cokelat pada Angin
“Wah, coklat”
“Iya. itu sebagai tanda terimakasihku. Masih ingat, dulu kamu memberikan cokelat padaku. Sekarang gantian”
“Masih suka cokelat kan?” tanyaku
“Ya, tentu saja”
“Aku masih ingat asumsimu tentang coklat. Cokelat membuat relax
“Dan coklat membuat hati senang” sambungnya
Aku tersenyum malu. Ternyata dia ingat perkataanku saat itu “dan cokelat bisa membuat hati senang”. Kami terdiam untuk beberapa saat. Hening.
“Ada apa …” aku berkata, memecah keheningan
“Kamu mengajak aku ke sini?” lanjutku
“Tidak apa”
“Aku hanya ingin berbicara denganmu”
“Sudah lama kita nggak berbicara. Padahal kita sering berpapas di koridor sekolah ya”
“Ooh” hanya itu yang keluar dari mulutku. Aku tersipu malu.
“Setelah lulus, kamu mau ke mana, Bunga?”
“Aku mau kuliah ngambil jurusan sastra di salah satu Universitas Negeri di Bandung”
“Kamu?” tanyaku sambil berharap kuliah di tempat yang sama denganku
“Aku mau kuliah ngambil jurusan Desain Komunikasi Visual”
“Di Sydney” lanjutnya.
“Sydney??”
“Australia??”
“Ya. Australia” jawabnya
Glekkk! Seakan ada sesuatu yang merobek hati ini, menjadi serpihan-serpihan. Aku dan Angin akan berpisah jarak. Jarak kami akan menjadi jauh. Lalu, bagaimana dengan perasaan ini? Mau dibawa ke mana perasaan ini? Perasaan yang kupendam selama kurang lebih 3 tahun. Perasaan yang kunikmati sendiri. Perasaanku pada Angin. Mau dibawa ke mana? Haruskah kunyatakan agar dia mengetahui. Ayoolah Angin, mengertilah. Angin, lihatlah wajahku; tataplah kedua bola mataku. Agar kamu tahu perasaanku. Perasaanku padamu, aku menderu-deru dalam hati. Lalu, diam-diam aku memperhatikan wajahnya. nampak wajahnya terlihat muram; entah mengapa.
Langit senja berarak di sore hari, matahari yang mulai terbenam. Kami berdua terdiam. Saling membenamkan diri dalam pikiran masing-masing. Hanya burung-burung yang menceracau. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut kami. Kami seolah bisu. Kami hanya memandang langit dan menikmati cokelat yang tadi siang kubeli, yang akhirnya kuberanikan diri menawarkannya pada Angin. Entah apa yang ada dipikiran Angin saat ini; aku tak tahu. Matahari mulai terbenam, perlahan, seperti harapan ini. Harapanku pada Angin; tentang kami bisa bersatu, terbenam, seperti matahari ini. Namun, aku yakin. Ada keyakinan dalam hatiku. Jika kami memang ditakdirkan berjodoh, Tuhan pasti akan mempertemukan aku dengan Angin kembali. Aku yakin itu.

-SELESAI-

Kamis, 23 Agustus 2012

apa salahnya mengagumi

Saya punya cerita. Cerita tentang seorang teman. Sebut saja namanya “gadis” (bukan nama sebenarnya). Gadis adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas ternama di Indonesia dengan jurusan ternama juga di kampus itu. Saat ini dia adalah mahasiswi tingkat akhir sama seperti saya. Suatu ketika dia pernah cerita sama saya bahwa dia sedang mengagumi seorang pria di kampusnya. Dia cerita buanyaaaak banget tentang pria itu. Setiap gadis bercerita mengenai pria itu, saya manggut-manggut mendengarkan. Yang saya dengar dari cerita dia sih ya: pria itu berkulit putih, berhidung mancung, tinggi tegap. Ya secara fisik yang saya dengar dari gadis mungkin bisa dibilang a perfect man. Kata gadis sih pria itu mirip salah satu dari sejuta bintang-bintang hollywood (ehehee). Ya walaupun saya belum pernah melihatnya langsung, tapi mendengar cerita gadis sepertinya pria itu memang tampan. Gadis juga cerita pada saya bahwa banyak para wanita di kampusnya yang kelepek-kelepek alias ngefans sama pria itu tak terkecuali gadis itu sendiri -__-“. Gadis memang mengagumi pria itu sejak tahun 2009 akhir menuju awal 2010. Wah sampai sekarang gadis pun masih mengagumi pria itu (terbukti dia masih bercerita tentang pria itu), sungguh amazing ya ada ya pengagum setia seperti itu. Gadis mengaguminya sampai detik ini; diam-diam. Saya pernah bertanya: mengapa tak kamu ungkapkan saja perasaanmu padanya. Gadis terdiam sejenak lalu berkata: “jangan gila dooong, aku sama dia tuh bagaikan langit dan bumi. Jelas kita ga mungkin bisa menyatulah. Memang, kalo mendengar cerita gadis tentang pria itu sepertinya pria itu adalah extra-ordinary man. Sementara kulihat gadis (ehem bukan maksud memojokkan dia) gadis itu ordinary, dengan dandanan yang biasa saja dan tidak terlalu menonjol di kampusnya. Tapi menurutku sih tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Hanya gadis sendiri yang dapat merubah keadaan apakah dia mau merubah dirinya atau tidak. But just be yourself gadis!! Tapi, heeemheeem plin-plan deh saya! Jika berubah juga belum tentu sih si pria itu melirik gadis. Suatu ketika (suatu ketika lagi, hehee) gadis bercerita pada saya di kampus ada beberapa temannya yang nggak suka sama gadis punya perasaan ke pria itu. Lho kok aneh??? What?? Kenapa begitu?? Apakah karena gadis itu seorang yang biasa lalu tidak boleh memiliki perasaan pada pria itu yang cukup memukau para wanita-wanita. Pria itu telah mengenal gadis karena ada sesuatu hal yang (tak bisa diceritakan, pribadi hanya kita saja). Jadi, gadis sudah dikenal oleh pria itu. Kesempatan gadis buat pedekate sama pria itu pun melebar. Berbagai macam cara gadis lakukan agar bisa dekat, dekat, dan semakiiiin dekat dengan pria itu. Ternyata sikap itu membuat banyak teman gadis yg mengira gadis menyukai/mengagumi pria itu (tapi emang benar sih). Mungkin dari sikap gadis, dari ekspresinya saat membicarakan pria itu. Dan ada beberapa temannya itu yang diceritakan gadis sepertinya mereka tidak suka kalau gadis itu dikenal dan menjadi dekat dengan pria itu. Ya secara pria itu kan jadi prince of charming in a college. Saya berfikir, apa sih salahnya mengagumi, dosakah? Allah saja juga tidak melarang kita sebagai hambanya memiliki perasaan kepada lawan jenis. So, kenapa harus melarang gadis itu?..

dream is hurt

Sepotong Cerita untukmu
Untuk engkau yang:
“Senyumnya selayak candu dan matanya adalah binar mentari” (words by: Mr. Budi Hermawan).
Malam ini aku bersandar di kursi goyang berwarna cokelat tua sambil menggoyang-goyang kursi tersebut (ya eyalah namanya juga kursi goyang pasti enaknya duduk sambil digoyang, hehe). Sesekali aku menyeruput kopi yang sedari tadi kupegang saja. Kedua mataku tertuju ke luar jendela kamarku yang tirainya sengaja belum kututup. Kulihat dua lampu taman dengan bohlam berbentuk bintang menerangi taman rumah. Aku beranjak dari kursi goyang, langkahku berjalan menuju jendela itu. Kupandang langit malam yang pekat di luar sana. Tak terlihat sinar rembulan. Rupanya Sang Dewi malam sedang tak ingin memamerkan sinarnya malam ini.
Malam minggu ya? Aku lupa kalo ternyata malam ini malam minggu, aku membatin. Bagiku, malam minggu terasa seperti malam-malam biasa lainnya; sama saja. Sudah berapa kali malam minggu terlewati; sama saja; nothing special, nothing interesting, just staying at home; alone. Ingin mengajak kedua sahabatku; Rara dan Shinta pergi jalan-jalan nongkrong kemanaaa gitu, hmm percuma! pasti mereka berdua lebih memilih asyik bercengkrama dengan pasangan mereka di malam minggu. Ya beginilah, begitulah nasib jombOlowati (wkwkwk).
Tiba-tiba pintu kamar terbuka.
Terlihat seorang wanita berambut pirang, berkulit putih berdiri tepat di ambang pintu. Dia nyengir kuda.
“ketuk pintu dong, ah rese lu!”
Lagi-lagi dia nyengir kuda.
“ga keluar lu?”
“nyindir”
“udah berapa kali ya gue liat lu ga keluar tiap malam minggu” dia berkata menyebalkan sambil berhitung dengan jemari-jemari tangannya dan senyumnya itu yang menyebalkan.
“ikut gue aja yuk” ajaknya tiba-tiba
“sama mas doni juga?”
“iyalah sama mas doni, secara dia pacar gue gitu lho”
“ah ogah, lu mau jadiin gue kucing conge”
“ya elah masa gue jadiin sepupu gue sendiri kucing conge”
“paling buat gue suruh2 bawa belanjaan kita” kata dia dengan tertawa ngakak
“sialan lu!”
“becanda. Udah ikut aja yuk”
“kemana?”
“pokoknya ke luar”
“ayoo, buruan ganti baju, siap2. gue tunggu lu ya.”
Dia kemudian melesat bagai kilat membelok ke kanan.
“buruaaan” teriaknya masih bisa di dengar.
Aku pun menuruti kak Vera yang adalah saudara sepupuku. Aku seorang mahasiswi semester dua jurusan Sastra Indonesia. Namaku Raya. Aku lahir di Jakarta dan memilih untuk kuliah di Bandung. Orang tuaku tinggal di Jakarta dan di Bandung aku tinggal dengan saudaraku. Aku bergegas mengganti pakaian piyama tidurku ini yang sudah lusuh belum beli lagi dengan pakaian pergi. Mau ngajak kemana sih kak Vera, aku membatin. Setelah siap dengan pakaian pergi, aku keluar kamar menuju ruang bawah.
Terlihat kak Vera sedang asyik duduk di sofa sambil membaca majalah (entah majalah apa aku ga tau, mungkin majalah dewasa, hahaha secara usiaku dengan usia kak Vera lumayan cukup jauh. Ya kira-kira jaraknya 7 tahun).
“mau kemana sih?”
“udah lu ikut aja, daripada bete di rumah”
Terdengar klakson mobil dari luar rumah
“eh itu Doni udah datang”
“Ayuuk ah” kata kak vera sambil menarik tangan kananku.
Sebuah mobil sedan berwarna putih terparkir manis di depan pagar rumah. nampak seorang pria berkisar usia 27 tahun setara dengan usia kak Vera berdiri manis depan mobilnya.
“hai Ra!” sapanya padaku
Aku tersenyum simpul.
“yang disapa kok malah sepupu aku sih ay”
“pengen tau kamu jealous ga, haha”
Tuh belum apa-apa aku udah dipaksa liat “kerumantismean” mereka.
Sebenarnya sih bukan karena aku ga suka melihat sesuatu hal yang bersifat rumantis-rumantis ala orang pacaran tapi mungkin karena aku belum pernah merasakan hal itu jadi rasanya agak sedikit …
“uhuk-uhuk” aku pura2 batuk.
“ya udah yuk ah masuk mobil. Yuk Ra”
“kita mau ke mana sih kakak-kakakku”
“ke mana aja, sekali-kali ngajak kamu jalan adik kecil”
“hellow usia gue udah kepala 2”
Hmm, ternyata lumayan juga ga nyesel deh nerima tawaran kak Vera jalan keluar ngilangin bete karena sepanjang perjalanan di dalam mobil aku tak henti-henti dibuat tertawa ceria sama lelucon2 pasangan itu yang konyol, walau sekali-kali pun dibuat iri melihat yang rumantis-rumantis di depan mata.
Sesampainya di suatu tempat yang ga asing buatku.
“toko buku??”
“iya, kita ke toko buku”
“orang biasanya pacaran ke bioskop atau ke mana gitu, ini ke toko buku?”
“kan ngajak lu” kata kak vera
“kita tuh lagi mau nyari buku buat materi ngajar” kata kak doni
“oh pantes ngajak gue. ya ke toko buku. Kirain ke bioskop atau ke bukit bintang gitu”
“ya udah lu cari buku apa gitu buat kuliah”
“gue ke sana dulu ya”
Aku pun ditinggal sendirian di antara rak-rak yang tersusun rapih berjejer buku-buku. Aku mengitari rak-rak buku itu menuju bagian buku-buku sastra.
Seseorang tiba-tiba menyenggolku.
“eh sorry” ucapnya sekilas
Aku melihat pria yang menyenggolku itu.
Aku terkejut. Pria itu ternyata seorang pria yang kukenal.
“kak Bima” ucapku pelan
“Assalamualaikum, kak” aku menyapa sedikit ragu dalam hatiku untuk berani menyapanya
Kak Bima melirikku
“Raya?”
“iya. Kak sama siapa? Pasti sama ceweknya ya?” uups aduh nih mulut comel banget sih
Kak Bima tersenyum. Duh senyumnya ituuu.. maniss banget kayak maduuu.. mauuu
“sendiri saja” jawabnya singkat.
Kak bima malam minggu ke toko buku sendirian tanpa bawa gandengan. Ah itu ga mungkin. Kak bima adalah guru les bahasa inggrisku. Dia usianya sekitar ya sama dengan kak vera dan kak doni. Kak bima sosok pria yang aku kagumi. Dia tampan. Aku mengaguminya. Wajahnya tampan seperti artis2 hollywood. Aku mengaguminya (sungguh), bukan—tapi bukan karena rupanya yang tampan. Tapi karena sesuatu, sesuatu yang—ah tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tiba-tiba aku tersenyum.
“kamu?” tiba-tiba dia bertanya
Aku terdesak.
“maksudnya?” tanyaku tolol
“iya, kamu sama siapa di sini?”
“saya?”
“sendirian”
“Ooh”
“eh bukan, maksud saya, sama sepupu”
“tapi—tapi sepupu saya bawa pacarnya, dan saya ga bawa pacar jadi saya sendiri. Gitu maksud saya”
Aduh bego amat sih gue. Peduli apa kak bima gue mau bawa pacar atau ga.
“lagi nyari buku apa?”
“oh, ng, itu” aduh gue jadi salting gini sih
“kamu suka buku-buku sastra ya?”
“kok tau” waduh kok kak bima tau ya, jangan-jangan aiiiih aku jadi malu. Aku tak sadar pipiku bersemu merah.
“nebak aja. Kamu kan ada di sini, bagian buku-buku sastra”
Sedikit kecewa. Kirain kak bima nguntilin kegemaran aku dan tau kalo aku suka sastra (over confident).
“saya suka sama wanita yang memiliki hobi yang sama dengan saya”
Hmm, apa tuh maksud. Suatu pertandakah.
“emang hobi kak bima apa?”
“menulis puisi, fiksi”
“saya!” teriakku girang
“kamu?”
“maksudnya?”
“ah ga kak”
“kamu suka menulis puisi atau fiksi?”
Aku mengangguk pelan sambil malu-malu ga jelas. Entah seperti apa warna wajahku saat itu depan kak bima.
“wah sama ya rupanya.”
“bagaimana kalau kapan-kapan kita berdiskusi. Mungkin di sore hari di taman sambil melihat senja yang bergulir menuju malam. Atau sambil menikmati sebatang cokelat berdua. Kita bisa berdiskusi tentang puisi atau fiksi”
Aku melongo. Aku terpaku. Mati rasa. Jantung ini seakan berhenti berdetak. I can say nothing. Krik..Krik..Krik. Ibuuu, mimpi apa aku.
***

GRAUUUUK!!
“Aww, sakiiit. Astagfirullah.”
Tikus?
kyAaaaaaaaa!! ada tikus gigit jari aku. Aduh sakit. Jari telunjukku memerah bengkak.
Yang tadi itu. Nyata atau.
Mimpi?
Cuma mimpi?
Yaaa cuma mimpi.
Tuhan, mengapa Engkau membangunkanku dari mimpi indah itu. Kulirik jam kitty berwarna putih yang menggantung di dinding. Jarum jam menunjukkan pukul setengah enam lewat tujuh menit sore hari. Aku menengok ke arah jendela kamarku. Kupandang langit di luar sana dari jendela kamar. Senja yang bergulir menuju malam.
Sekarang? malam minggu? Aku mendesah sembari melihat jari telunjukku yang semakin memerah.
-SELESAI-

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika terjadi kesamaan tokoh/karakter atau kesamaan kejadian dalam cerita hanyalah kebetulan semata. Cerita ini hanya cerita iseng2 saat saya sedang bosan dan mumet dengan skrips, wkwkw. Maka dari itu tidak terlalu sempurna dan butuh direvisi dan direvisi lagi (mungkin berkali-kali). Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Terimakasih sebelumnya. Wassalam.

sekilas tentangku

Ehm, hai. Kalian semua pasti belum tau ya siapa aku ya.. heheheh, penting gitu??. Langsung aja ya, ACTION!
Perkenalkan, nama lengkap saya Dinda aryani. Nama panggilan saya, mmm, apa ya? #garuk2 kepala. Sebenernya sih banyak. Kalian bisa panggil saya din, nda, da, dind, heheheh apa aja deh udin juga boleeh.. wkwkw. Saya anak perempuan, jelaskan liat deh foto profile saya “cewek cantik pake kerudung” ihihiihh narsis ya, #maap. Saya anak bungsu, anak kedua dari dua bersaudara. Saudara saya, saudara kandung namanya Inna marlina. Inna adalah saudara perempuan saya satu-satunya. Dia lulusan S1 Biologi di Unpad Jatinangor dan baru saja lulus dari S2 Teknik Lingkungan ITB. Sekarang dia bekerja di salah satu perusahaan minyak di Jakarta. Ya memang, bekerja di perusahaan minyak adalah salah satu impiannya ,,,,,,,, mmmm ??? Lho kok jadi ngomongin kakak saya?? Okey CUT!.
Sekarang tentang saya ya. Saya sendiri saat ini masih kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, semester …… pokoknya mah tingkat akhir we lah, hehehe. Saya memilih jurusan itu karena saya menyukai segala hal yang berbau bahasa dan sastra. Tadinya saya maunya masuk Jurusan Sastra Indonesia di salah satu Universitas di Jakarta, tapi ga keterima, hehee, takdirnya masuk UPI. Tapi saya senang kuliah di UPI. Saya bisa belajar banyak tentang sastra apalagi Sastra Inggris sekalian juga belajar Bahasa Inggris.
Saya tinggal di Padalarang bersama kedua orang tua saya. Tadinya saya ngekost di daerah dekat2 kampus. Sekarang sih udah ga, karena mungkin sekarang jarang ke kampus karena udah ga ada kuliah dan tinggal nyusun skripsi saja, jadi ya di’dug-dag’ deh. Ga apa-apa itung2 olahraga. Selain menyusun skripsi yang menarik tapi bikin pusing juga, saya juga punya kesibukan lain nih, ya disibuk-sibukin we lah, hohoh. Mau tau kesibukan saya? Penting ya? Ya kasih tau aja deh, itung2 latihan jadi artis. Saya sibuk menulis. Ya, saya sibuk menulis. Menulis apa saja, yang penting menulis. Saya gemar sekali menulis apalagi menulis cerita, puisi, dll, apa saja pokoknya saya memiliki kesibukan menulis, apa pun kejadiannya minumnya teh botol “sastra” eh salah, pokoknya apapun kejadiannya saya tuangkan saja ke dalam bentuk tulisan.
Kesibukan lainnya, saya juga gabung di salah satu club sastra di kampus, yang tiap minggu (katanya) mengadakan diskusi atau apresiasi sastra mingguan. Jujur, saya senang sekali ada kegiatan seperti itu, inginnya sih ikut terus tapi saya ga terlalu sering juga datang sih, datang kalau ada teman saya yang juga suka ikutan kegiatan itu. Kalau dia ga, saya juga ga. Tapi diusahain, pengennya sih rutin gitu, ya maklumlah saya ini orangnya pemalu jadi kalo ga ada teman kadang malu kalau datang sendirian, tapi saya harus mengubah sifat jelek itu ya! Okey.
Sekarang cerita apa ya… bingung ah, udah ah segini dulu aja ya. Kapan2 kita sambung lagi. Dadaaaaaaaaaaaaaa! Muaaah! #salam kiss dari penulis, kikikik.
–Dindaryani-

what is love

there is a love.
love,
cannot be explained.
love,
cannot be defined.
and love,
cannot be understood
it can come and go easily,
anytime
without seeing the place or age.
it can leave something hurt in our heart.
 then,
love makes anybody happy,
sad,
crazy,
cry,
even broken into pieces.
so,
what love really is…..
 -cinta, di ambang tanya-
(awal hari 30-05-12)

never know

You never know,
Even if I give you signs.
You never know,
Even if I show you by eyes.
You never know,
Till I say something honestly?
Should I?
You don’t know and will never know,
Or,
you know.
but, you just don’t care about it.
Tell me? .

Rabu, 22 Agustus 2012

about me

Selamat malam. Sekarang pukul 07.28 saat saya mulai menulis tentang……
Saya lagi, wuahahaha,, narsis yaa #egp ahh kikikikik. Ini berikut beberapa pertanyaan dan jawabannya, seputar: sayah tentunya.
Pasti kalian pengen tau, atau ga?. Hmm, ga apa, ga mau tau juga,,, kekekek.
Start!
Nama lengkap saya yang sangat lengkap adalah dinda aryani basuki soepandi karsaman tutty aminah mulyo basuki.
Panggilan: dind, din, nda, da, udin wkwkk
Panggilan dari sahabat: dindooooo
Saya punya nama samaran kalau (bener) jadi penulis: dindAryani
Saya lahir di: Jakarta
Tanggal, bulan, tahun: 171088
Hobi: nulis, baca, blogging, dengar musik, nonton dvd
Cita-cita: pengen sih jadi penulis
Warna favorit saya: putih, coklat, pink, abu-abu, hijau, merah,,, ah semua warna suka deh. Hidup penuh warna itu jauhh lebih indah, hehee. tapi, sekarang sih lagi seneng coklat nih ga tau kenapa.
Bunga favorit: bunga matahari.
Hewan yang saya suka: kucing
Tokoh kartun yg disuka: Tom and Gerry dan Garfield.
Movie favorit: confession of shopaholic, finding nemo, radit dan jani
Buah yang paling ga disuka: Pepaya (bauuuuu gileee)
Paling suka kalau dikasih: Semangka dari orang-orang ^^ yang singkatan dari "Semangat Kawan!" heehee
Semester yang paling berkenang adalah: semester 7,, semester lelah tapi bahagia.
Hal yang bikin bahagia adalah saat berpapasan sama cowo yang disuka dan diberikan senyum gratissss- tissss- tissss sama dia..
Hal yang ga disuka adalah saat malam hari di rumah sendirian, hujan, ada guluduk dan mati lampu,,hiiiiii T_T
Hal yang paling bodoh yg pernah dilakuin adalah menanyakan si A kenapa putus sama si B #bener2 bodoh, apa urusan gue
Sifat-sifat saya yang disukai adalah: rajin, punya semangat tinggi, ambisius, baik hati, tidak sombong, rajin menabung, heheehhe
Sifat-sifat saya yang (paling) ga disuka adalah: pemalu dan ga percaya diri, hmm -__-“
Bagian tubuh yang saya suka: mata, hidung, bibir "muaaach" wkwkk
Bagian tubuh yang kurang disuka: alis (tipis gileee)
Lagu yang lagi suka saya denger: pasti bisa-citra scholastika (penambah semangattt!!)
Buku yang lagi dibaca saat ini: Reading images: the grammar of visual design - Kress and van Leeuwen (one of my favorite text books) dan Perahu kertas - Dewi Lestari 'Dee'
Udah ahhhh,, daaaaaah!!! Muaaachhh!! #salam kiss dari penulis, hhee :p