dulu, kau kusebut sinar Mentari.
selayak mentari pagi,
kau menyinari hari-hari di pagi.
kini, tak ada lagi sebutan mentari
bahkan kata sinar pun tak ada.
sejak kutau sinarmu tercipta bukan untukku,
bukan untuk dia
jua bukan untuk mereka.
sejak kau tak peduli pada rona pelangi setelah hujan,
dedaunan berguguran di musim kemarau.
kau beralih pada malam.
di sanalah kau terpikat pada pesona rembulan sang dewi malam.
kini, tak ada lagi sinarmu di pagi kecuali mentari sesungguhnya.
Rabu, 16 Januari 2013
hmm
dulu, kau kusebut sinar Mentari.
selayak mentari pagi,
kau menyinari hari-hari di pagi.
kini, tak ada lagi sebutan mentari
bahkan kata sinar pun tak ada.
sejak kutau sinarmu tercipta bukan untukku,
bukan untuk dia
jua bukan untuk mereka.
sejak kau tak peduli pada rona pelangi setelah hujan,
dedaunan berguguran di musim kemarau.
kau beralih pada malam.
di sanalah kau terpikat pada pesona rembulan sang dewi malam.
kini, tak ada lagi sinarmu di pagi kecuali mentari sesungguhnya.
selayak mentari pagi,
kau menyinari hari-hari di pagi.
kini, tak ada lagi sebutan mentari
bahkan kata sinar pun tak ada.
sejak kutau sinarmu tercipta bukan untukku,
bukan untuk dia
jua bukan untuk mereka.
sejak kau tak peduli pada rona pelangi setelah hujan,
dedaunan berguguran di musim kemarau.
kau beralih pada malam.
di sanalah kau terpikat pada pesona rembulan sang dewi malam.
kini, tak ada lagi sinarmu di pagi kecuali mentari sesungguhnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar