Rabu, 12 November 2014

Latihan menerjemahkan lirik lagu "Soulmate by Natasha Bedingfield"

Soulmate (Belahan Jiwa)




Incompatible, it don't matter though
tidak cocok, tidak jadi masalah sedikitpun



'Cos someone's bound to hear my cry
karena pasti akan ada seseorang yang mendengar tangisanku


Speak out if you do
katakanlah jika kau mendengarnya
You're not easy to find
kau tak mudah ditemukan
Is it possible Mr. Loveable
apakah mungkin Tuan yang "memesona" itu
Is already in my life?
sudahkah ada dalam kehidupanku?
Right in front of me
tepat di hadapanku
Or maybe you're in disguise
atau mungkin kau masih samar-samar


Who doesn't long for someone to hold
siapa yang tidak menginginkan seseorang untuk digenggam
Who knows how to love you without being told
siapa yang tahu bagaimana cara mencintaimu tanpa diberitahu
Somebody tell me why I'm on my own
seseorang bilang padaku mengapa aku seorang diri
If there's a soulmate for everyone
jika ada belahan jiwa untuk semua orang



Here we are again, circles never end
dan lagi kita di sini, perkumpulan ini tak pernah berakhir
How do I find the perfect fit
bagaimana aku dapat menemukan seseorang yang cocok
There's enough for everyone
cukup untuk setiap orang
But I'm still waiting in line
namun aku masih mengantri



Back to Reff.


Most relationships seem so transitory

kebanyakan hubungan terlihat begitu sebentar

They're all good but not the permanent one

semua itu memang bagus tapi tidak bertahan lama

Back to Reff.


Minggu, 18 Mei 2014

Love is You!

Di taman, pukul 04.00 sore hari.

“Nay, kau tahu bagaimana rasanya mencintai tapi dalam hati saja?” tanyaku memecah keheningan.

Nayla yang sedang serius main game di ponselnya langsung melirikku.

“Kau,”

“Kau sedang jatuh cinta? Cieee-cieeee! Akhirnya. Sama siapa? Siapa, siapa orang yang kau cintai itu?” tanyanya semangat sambil mengguncang-guncangkan tubuhku membuatku meringis.

“Aduh!”

“Katakan, kenalkan padaku. Siapa tahu kan nanti kita bisa double date” ujarnya.

“Cieeee!” godanya.

Aku tersenyum, namun dalam hati ini meringis.

Nay, tidakkah kau menyadari bahwa orang yang aku cintai itu adalah kamu. Namun, menyadari jarak usiaku dengan usiamu yang terpaut cukup jauh, memaksaku untuk bungkam. Aku sadar diri, kau tak akan mungkin mencintai aku yang usianya 5 tahun lebih muda darimu. Aku tak kan mungkin mengungkap perasaanku ini padamu. Aku takut, hal ini malah akan menghancurkan persahabatan kita. Maka, cukuplah mencintaimu dalam hati saja, walau terasa perih hati ini. Ditambah perih hati ini saat kau mengenalkan pacarmu padaku dua minggu yang lalu.

“Rey, kenalkan ini pacarku, Dio.”

“Dio, kenalkan ini sahabatku Rey.”

Aku memerhatikan pria yang kau rangkul mesra itu. Seorang pria dewasa yang gagah dan kharismatik. Ohoo, wajar saja kau lebih melirik pria itu dibanding diriku. Aku dan pria itu sangat berbeda. Hahaha, tentu saja berbeda. Dasar bodohnya aku! Inilah yang dinamakan takdir. Aku terlahir sebagai aku. Andai aku terlahir bukan sebagai aku, mungkin aku masih ada kesempatan untuk memilikimu. Seutuhnya.

“Hei Rey! Malah bengong!”

“Eh,” aku terlonjak.

“Iya, nanti deh, suatu saat aku kenalkan orang itu padamu, ya?”

“Kapan?”

“Kapan-kapan.”

“Ah kau ini bercanda saja, aku serius. Keburu,” Nayla tidak meneruskan perkataannya.

“Keburu apa?” tanyaku penasaran.

Kami terdiam sesaat.

“Rey, besok aku akan ke Paris, melanjutkan studiku di sana,” Nayla berkata tiba-tiba.

“Dan,” Nayla menghentikan perkataannya.

“Aku akan melangsungkan pernikahanku dengan Dio di sana juga” lanjutnya.

Glekk! Aku menelan ludahku. Kerongkonganku berasa tercekik.

“Ke,”

“Kenapa?”

“Kenapa kau baru mengabari sehari sebelum keberangkatanmu?” tanyaku getir.

Nayla terdiam.

“Maaf.” hanya satu kata itu yang melompat keluar dari mulut Nayla.

“Berapa lama kau di sana?”

“Aku tak tahu, Rey.”

“Ya sudahlah, selamat ya. semoga kau bahagia dengan pria pilihanmu itu.”

Aku menundukkan kepalaku dan kedua bola mataku menatap tanah. Kosong.

Mungkin, memang sudah saatnya aku melupakannya dan beralih mencintai orang lain.

***

Ini hari adalah hari keberangkatan Nayla ke Paris bersama calon suaminya itu. Aku melirik jarum jam menujukkan pukul 09.40. Pukul 10.00 pesawat menuju Paris akan mengudara. Aku mengetuk-ngetuk jari jemariku di atas meja belajar. 15 menit menuju bandara mungkin masih bisa. Maklum, jarak antara rumah kosanku dengan bandara sangat dekat sekali. Memberikan salam perpisahan? Apalah arti jika hati ini menjadi terluka melihat Nayla bersama kekasihnya. Aku tercenung. Tak lama, aku mengambil ponselku yang tergeletak di atas tempat tidur. Kuputuskan untuk mengirim pesan singkat saja sebagai salam perpisahanku padanya. Jam dinding berdenting. Pukul 10.00. Dari luar kamar, terdengar suara pesawat terbang. Aku beranjak dari kursi menuju jendela kamar. Kulihat pesawat terbang di udara. Selamat jalan, Nayla. Semoga kau bahagia bersama Dio.

***

4 tahun kemudian

Empat tahun telah berlalu. Aku menjalani hidupku. Bayanganmu masih menari-nari dalam pikiranku, Nay. Rupanya, aku belum bisa beralih mencintai orang lain. Dan, aku bahagia saat kau menghubungiku, mengabarkan bahwa kau sedang berada di Indonesia dan mengajakku bertemu di sebuah kafe hari ini. Ya, maka ini hari adalah hari yang sangat teramat spesial karena aku akan bertemu denganmu atau mungkin juga luka itu akan kembali menganga saat kau menceritakan kebahagiaanmu padaku, tentang kau bersama pria yang kau cintai, lalu tentang kau yang telah melahirkan anak-anak yang manis-manis dan lucu-lucu dan mungkin saja kau akan membawa mereka untuk dikenalkan padaku. Tentu saja semua itu tak kan menumbuhkan kembali harapanku yang tumbang empat tahun silam.

Aku menyemprotkan parfum Bvlgari Men ke tubuhku. Wangi parfum kesukaanmu. Kau ingat, dulu kau mengatakan padaku.

“Rey, wangi parfummu enak, pakai parfum apa?”

“Bvlgari men.”

“Oh, ah nanti kalau aku punya pacar, aku paksa dia pakai parfum jenis ini ah”

Aku tak tahu apakah Dio pada akhirnya dipaksa olehmu menggunakan parfum jenis ini atau tidak, karena waktu kau kenalkan dia padaku, aku tahu dia memakai parfum jenis George Armani. Ah entahlah, aku rasa Dio bukanlah tipe pria yang penurut pada wanita.

Aku keluar dari kamar kosanku setelah aku menata rapi rambutku. Aku berangkat menuju Expresso Cafe, tempat kita selalu menghabiskan waktu bersama dahulu.

Sesampainya di dalam kafe, seperti dulu, aku memilih duduk di salah satu bangku dekat kolam ikan dengan air mancurnya yang memberi kesejukan dan ketenangan di jiwa. Aku lalu memesan secangkir kopi pada pelayan kafe. Aku mulai menunggu. Rasa deg-degkan mulai menjalar dalam diriku. Seperti apa ya kau yang sekarang? Aku bertanya-tanya. Tak lama, sosok yang kutunggu datang dari arah pintu masuk. Sosok wanita berkulit putih, bertubuh tinggi dan langsing, rambut kecokelatan yang tergerai sebahu menambah ayu pesonanya. Aku memandangnya. Ternyata, kau masih tetap sama, Nay. Cantik. Kulihat Nayla melihatku dan lalu dia berjalan mendekat menghampiriku.

“Hai, sudah lama, Rey?” tanyanya setelah tepat berdiri di hadapan aku yang sedang duduk.

“Lumayan.” ujarku

“Duduklah.” pintaku

Nayla duduk di kursi kosong yang ada di hadapanku.

“Sudah pesan makanan?” tanyanya.

“Belum, baru pesan secangkir kopi.” aku menunjuk secangkir kopi yang asapnya masih mengepul itu.

“Ah rupanya kau tidak berubah. Masih menyukai kopi, Rey.”

“Tentu.” jawabku singkat

Nayla memanggil salah satu pelayan kafe dan kami pun memesan makanan. Aku memesan spagheti bayognese, sedangkan Nayla memesan cheese potatoes dan segelas orange juice.

“Apa kabar kau, Rey?”

“Seperti yang kau lihat saat ini.”

Ia tertawa. Tawanya masih sama seperti dulu. Manis. Seperti permen gulali.

“Oh iya, bagaimana kabar suamimu Dio? Pasti kau sudah mempunyai anak bukan? Ah kau sudah menjadi ibu-ibu.”

Nayla tertawa.

“Anak? Oh tidak!”

Aku melongo heran.

“Oh, kau sedang KB?”

“Aku tak jadi menikah dengan Dio.”

“Maksudmu?” tanyaku masih tak mengerti.

“Perlu kuulang kata-kataku?”

“Aku tak jadi menikah dengan Dio”

Aku kembali melongo heran.

“Lalu, dengan siapa kau sekarang?”

“Kau menikah dengan siapa?”

“Tidak dengan siapa-siapa, Rey.”

“Well, I am still single”

Dan, lagi, aku melongo heran. Entah aku harus bersedih hati karena dia tidak jadi menikah dengan pria yang katanya dia benar-benar mencintai pria itu atau bahagia karena masih ada kesempatan untukku untuk mendapatkannya. Oh, aku terlalu berharap sesuatu yang tak mungkin menjadi kenyataan. Sekali lagi, mungkin aku hanya bisa mencintainya dalam hati saja. Aku hanya penasaran mengapa? Mengapa Nayla tak jadi menikah dengan Dio? Apakah Dio telah menyakitinya? Aku memerhatikan wajahnya. Kulihat wajahnya berseri-seri. Sungguh, sama sekali tak mencerminkan wanita yang sedang patah hati.

“Rey, kau masih ingat empat tahun yang lalu kau pernah bertanya bagaimana rasanya mencintai dalam hati saja bukan? Dan aku belum sempat menjawabnya.”

Aku terkejut.

“Kau mau tahu rasanya itu seperti apa?”

“Seperti apa?” tanyaku penasaran.

“Seperti berada di tumpukan jarum. Perih.”

“Kau sedang jatuh cinta lagi? Pengganti Dio? Siapa pria yang kau cintai itu? Nyatakan saja padanya. Aku tak ingin kau merasakan perih seperti yang kualami, Nay.” usulku.

Plak! Bodoh. Aku sadar usulku ini seperti memasukkan tubuhku sendiri ke dalam air panas yang sedang mendidih di atas kompor.

Nayla angkat bahu. Beberapa menit kemudian, pelayan mengantarkan makanan dan minuman pesanan kami. Sementara aku masih berada di ambang tanyaku sendiri.

Rey, sesungguhnya aku memutuskan Dio karena aku masih mencintaimu. Namun, aku tak tahu apakah kau mencintai wanita yang usianya jauh lebih tua darimu atau tidak. Aku hanya bisa menunggu. Jika kau mencintaiku, pasti kau akan menyatakannya, bukankah begitu? Harap Nayla.

Resensi novel: Cinta Buat Chira


RESENSI NOVEL

 

Judul
: Cinta Buat Chira
Author
: Leyla Imtichanah
Penerbit
: PT. Lingkar Pena Kreativa
Distributor
: Mizan Media Utama
Tanggal terbit
: Juli 2004
ISBN/EAN
: 979-3651-06-7
Jumlah hal
: 250 hal
Tebal
: 18 cm
Harga
: 28. 000

 

 

Sinopsis

 

Chira, seorang gadis remaja kelas 1 SMA yang merasa dirinya serba kurang. Tubuhnya agak gemuk, wajahnya jerawatan dan otaknya juga tidak terlalu cerdas yang membuat Chira merasa dirinya itu tidak memiliki kelebihan sama sekali. Chira memiliki seorang sahabat yang baik dan setia kawan bernama Putty. Namun, Chira seringkali iri dan membanding-bandingkan dirinya dengan Putty. Putty yang cantik, imut, pintar dan memiliki banyak penggemar tidak perlu bersusah-susah membuat laki-laki di sekitar jatuh hati padanya. Hal itulah yang membuat Chira iri. Dalam hati, Chira juga ingin dicintai. Kalau tidak, buat apa dia diciptakan oleh Allah? Pikir Chira begitu selalu.

Hingga suatu saat, muncul sosok laki-laki bernama Farhan yang menurut Chira berbeda dengan laki-laki lainnya. Farhan baik padanya. Perkataannya juga lembut dan santun. Chira lantas jatuh hati. Karena cinta, Chira pun masuk dan ikut aktif  di Rohis sekolah. Chira juga sampai rela minum obat pelangsing yang membuatnya sakit perut. Namun, sayangnya, ternyata selama ini Chira hanya ge-er saja dan ternyata Farhan itu sama saja dengan laki-laki lainnya. Chira kembali sedih.

Sampai pada sosok Nayla yang adalah kakaknya Farhan memberi Chira sebuah formula cinta yang lain. Sebuah cinta sejati. Cinta yang tidak akan membuat sakit hati. Bukan Cinta semu. Cinta yang tak akan pernah lekang oleh waktu. Dan, Chira pun berusaha untuk meraih cinta yang lebih indah itu. Chira juga mengajak Putty yang sempat membuka jilbab karena ambisinya menjadi seorang model itu, untuk bersama-sama mengejar dan meraih cinta sejati itu.

 

 

 

 

Karakter

 

  • Chira: gemuk, jerawatan, tidak pintar, ge-eran, selalu mengeluh, memiliki rasa ingin tahu, mudah dinasihati.
  • Putty (sahabat Chira): cantik, imut, pintar, baik, setia kawan, sedikit sombong, sedikit “ngeyel”, susah diatur, memiliki ambisi.
  • Farhan (teman sekelas): baik, sholeh, santun, alim, pemalu.
  • Mba Naila (kakak Farhan, mentor Chira): baik, sholehah, dewasa dan bijaksana.
  • Milly (teman sekelas): centil, nyebelin, tukang gosip, suka ikut campur, “kepo”
  • June dan Fera (teman sekelas): nyebelin, tukang gosip, suka ikut campur dan “kepo”
  • Rana (adik Chira): gesit, sombong, sedikit tidak sopan sama kakaknya, tapi baik.

 

PLOT / Alur Cerita

 

  • Judul: Cinta Buat Chira.
  • Karakter protagonis: Chira, Putty, Farhan, Mba Naila.
  • Karakter antagonis: Milly, June dan Fera.
  • Karakter pendukung: Derry (ketua sekelas), Robert (teman sekelas), Rana (adik Chira), Bang Romi (tetangga Chira), anak-anak rohis.
  • Tema: remaja, pencarian cinta sejati.

 

Bagian awal:

 

  • BAB 1: perkenalan tokoh-tokoh yang ada di dalam novel. Menggambarkan bagaimana keadaan ekonomi dan fisik Chira. Memperkenalkan karakter Chira, Putty, Farhan dan beberapa teman sekelas Chira yang lainnya. Menggambarkan bagaimana keadaan lingkungan sekolah Chira. Menggambarkan bagaimana keadaan di kelas Chira.

Persahabatan Chira dan Putty. Menggambarkan kebaikan Putty dan beberapa teman sekelas Chira yang nyebelin.

  • BAB 2 : perilaku Derry (ketua kelas) terhadap Chira, yang tiba-tiba mendekati Chira membuat Chira menjadi ge-er dan merasa bahwa Derry itu suka sama Chira.
  • BAB 3: rasa ge-er Chira pada Derry semakin besar. Parahnya, Chira mengira dia sudah jadian sama Derry. Chira potong rambut model baru. Hati Chira menjadi berbunga-bunga. Ditambah lagi, kebaikan Farhan terhadap Chira membuat Chira juga menjadi ge-er sama Farhan, mengira bahwa Farhan juga naksir sama dia.
  •  
  • BAB 4: Putty potong rambut model baru sama persis kayak model rambut baru Chira. Chira menjadi kesal sama Putty. Chira jadi musuhin Putty. Ditambah lagi, Chira melihat Derry tiba-tiba mendekati Putty. Chira mengira Putty mau merebut Derry dari Chira. Chira jadi semakin iri dan kesal sama Putty.

Sub Plot 1: Chira tidak sengaja bertemu dengan Farhan pada saat pulang sekolah. Mereka satu angkot. Chira menceritakan masalahnya pada Farhan. Chira menceritakan bahwa dia sedang kesal dan marahan sama Putty dan dia juga tidak mau bicara lagi sama Putty. Lalu, Farhan menasihati Chira. Sesampainya di rumah, Chira jadi berpikir kembali dengan apa yang dinasihati Farhan. Chira mau baikan lagi sama Putty. Tapi, dia gengsi.

Sub Plot 2: Chira baru tahu ternyata Derry naksirnya sama Putty bukan sama Chira. Derry hanya menjadikan Chira sebagai mak comblang saja. Chira semakin iri dengan Putty. Sepulang sekolah, lagi-lagi Chira bertemu dengan Farhan. Chira menceritakan bahwa dia selalu iri sama Putty. Farhan menasihatinya lagi. Dan, Chira meminta bantuan Farhan agar bisa baikan lagi sama Putty.

  • BAB 5: Chira sudah baikan lagi sama Putty karena bantuan Farhan. Chira pulang bareng lagi sama Farhan. Melihat kedekatan Farhan dengan Chira, mba Naila, kakaknya Farhan mengira bahwa Farhan pacaran sama Chira. Dan, Farhan menjawab tidak pacaran. Lalu, mba Nayla pun meminta Farhan untuk tidak berdua-duaan lagi dengan Chira. Farhan pun sadar, ternyata selama ini dia telah lalai. Farhan akhirnya menjaga jarak dengan Chira.
  • Sub Plot: Putty dilabrak sama Doni (kakak kelas) dan pacarnya Doni. Disangkanya Putty mengirim surat cinta dan nembak Doni. Padahal bukan Putty yang nulis surat cinta itu melainkan Milly, June dan Fera. Putty sakit hati dengan perkataan kak Doni dan pacarnya. Putty menjadi kesal dengan Milly, June dan Fera.
  • BAB 6: hubungan Putty dan Milly, June dan Fera memburuk. Suatu saat, Putty memutuskan untuk mengenakan jilbab untuk memulihkan nama baiknya. Putty pun ke sekolah dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. Sekarang, dia mengenakan jilbab ke sekolah. Semua teman-temannya terkejut termasuk Chira. Putty pun tiba-tiba antusias ingin masuk Rohis.

Sub Plot: di sisi lain, Farhan yang tiba-tiba menjauhi Chira membuat Chira heran. Chira heran mengapa tiba-tiba Farhan menjaga jarak sama Chira. Akhirnya, Chira mengambil kesimpulan ternyata Farhan toh sama saja seperti laki-laki lainnya yang hanya melihat perempuan dari fisik.

Sub Plot 2: Farhan memberi tahu mba Naila bahwa Chira menjadi marah sama Farhan dan menceritakan masalah Chira semuanya ke mba Naila. Dan, mba Naila meminta Farhan untuk mengajak Chira ikut masuk Rohis.

  • BAB 7: Putty meminta Farhan untuk mendaftarkan dirinya masuk Rohis. Dan, Farhan meminta Putty agar mengajak Chira saat kajian Rohis pada hari Minggu besok. Lalu, Putty memberi tahu Chira kalau Farhan ingin Chira juga masuk Rohis. Lagi-lagi, Chira menjadi  ge-er. Dan, tak sengaja pula dia melihat iklan di televisi: iklan obat yang dapat membuat tubuh menjadi langsing dan wajah menjadi cling alias mulus.
    Sub Plot: Chira dan Putty datang ke kajian Rohis pada hari Minggu. Saat pulang kajian Rohis, Chira tidak sengaja bertemu dengan mba Naila. Dan, mereka pulang bareng. Chira berharap bisa dekat dengan mba Nayla, kakaknya Farhan itu. Chira turun di pasar untuk membeli obat yang ada di iklan yang dia lihat di televisi kemarin.
  • BAB 8: Chira jadi sakit perut terus gara-gara dia over dosis minum obat pelangsing dan membuat muka jadi cling tersebut. Suatu saat, Chira tidak masuk ke sekolah karena masih sakit. Mba Naila, Putty, Milly, Juli, June, Fera dan teman-teman Rohis menjenguk Chira.
  • BAB 9: Chira sudah sembuh dan bisa masuk sekolah lagi. Hari Minggu juga dia sudah bisa mengikuti kajian Rohis lagi. Chira dan Putty mengikuti kajian Rohis lagi pada hari Minggu. Setelah kajian Rohis, ada pembentukan kelompok untuk mentoring setiap minggunya. Chira kebagian satu kelompok dengan Putty dan kebagian mentornya adalah mba Naila.
  • BAB 10: Chira dan Putty jadi aktif di Rohis. Namun, selidik punya selidik, ternyata Putty masuk Rohis karena ada sesuatu hal. Saat mentoring akhwat, Putty tidak ikut mentoring alasannya karena dia ada les. Sementara, Chira jadi sendirian ikut mentoring tanpa Putty. Chira jadi heran, padahal Putty yang pertama kali antusias ikutan Rohis tapi Putty tidak mau mengikuti semua kegiatan Rohis salah satunya adalah mengikuti mentoring itu. Chira mendapat manfaat yang sangat besar dari mentoring tersebut. Tiba-tiba dia jadi berpikir untuk mengenakan jilbab.
  • BAB 11: waktu terus berlalu. Chira selalu mengikuti kajian mentoring. Sementara, Putty tak pernah hadir sekali pun saat mentoring. Saat liburan sekolah, Rohis akan mengadakan Mabit (malam bina iman dan takwa) di suatu tempat. Dan, semua anggota Rohis akan ikut.
  • BAB 12: Putty tiba-tiba dengan semangat meminta Chira untuk mendaftarkan dirinya ikutan Mabit. Chira jadi malu dan tidak enak sama mba Naila karena Putty tidak pernah sekali pun datang mentoring dan tiba-tiba ingin ikutan Mabit. Mabit diadakan di taman mini indonesia indah. Chira memutuskan mulai hari itu juga dia mengenakan jilbab. Semuanya bersyukur melihat Chira mengenakan jilbab dan mendoakannya semoga istiqomah. Mereka menginap selama tiga malam.
  • BAB 13: sudah dua hari berlalu. Chira sudah mendapatkan banyak ilmu agama selama dia mengikuti Mabit. Suatu saat, pada saat malam terakhir Mabit, Chira tidak enak badan dan dia jadi tidak bisa ikutan melihat pentas seni. Chira meminta Putty untuk menemaninya tapi Putty menolak karena dia ingin melihat kak Adrian. Chira kaget. Putty memberi tahu Chira bahwa dia sudah lama naksir sama kak Adrian, ketua Rohis. Mabit telah memberikan banyak pelajaran berharga pada Chira terutama Chira mendapatkan banyak ilmu agama.
  • BAB 14: Mabit telah selesai. Hari ini Chira naik ke kelas dua SMA. Dia sekelas lagi sama Putty. Sekarang, Chira ke sekolah mengenakan jilbab. Semua terkejut melihat Chira dan membanding-bandingkan Chira dengan Putty yang mengenakan jilbab.
    Sub Plot: Putty bilang ke Chira kalau dia akan menyatakan cinta pada kak Adrian. Tiba-tiba, Putty datang ke Chira sambil nangis. Katanya Putty, kak Adrian belum siap. Akhirnya, Putty memutuskan untuk tidak aktif di Rohis lagi. Dia tidak mau lagi ikut kajian Rohis lagi setiap hari Minggu itu. Chira jadi heran. Sementara, Chira masih ingin ikutan aktif di Rohis karena banyak pelajaran berharga yang telah dia dapatkan selama ikut Rohis. Karena itu, Putty menjadi marah sama Chira karena Chira tidak mengerti keadaannya dan tidak setia kawan.
  • BAB 15: Putty sudah tidak marah lagi sama Chira karena Putty sadar bahwa itu bukan kesalahan Chira dan itu juga hak Chira mau masih ikut Rohis atau tidak. Putty mengajak Chira jalan-jalan ke mall pada saat malam hari. Sebenarnya, Chira malas jalan-jalan ke mall. Di mall, Chira dan Putty melihat ada kompetisi pemilihan putra-putri remaja. Dan, mereka menonton acara itu. Putty bertemu dengan bapak-bapak pencari bakat dari suatu agency xxx dan menawarkan Putty untuk ikutan casting menjadi model. Bapak itu bilang bahwa Putty memiliki bakat untuk menjadi seorang model. Putty pun langsung mengiyakan tawaran bapak-bapak tersebut. Putty menceritakan pada Chira. Putty memutuskan untuk melepas jilbabnya. Putty tidak akan mengenakan jilbab lagi. Chira jadi khawatir.
  • BAB 16: sekarang, Putty ke sekolah tidak mengenakan jilbab. Putty meminta Chira untuk mengantarnya ke tempat di mana dia akan ikutan casting menjadi model. Tadinya Chira menolak, tapi dia khawatir dengan Putty. Suatu malam, Chira dijemput Putty yang diantar sama sopirnya. Sesampainya di tempat, Putty masuk ke dalam, sementara Chira dan sopirnya menunggu. Chira khawatir mencari Putty. Dan, ternyata Putty dalam bahaya. Chira buru-buru memanggil sopirnya Putty yang sedang menunggu di mobil. Mereka pun menyelamatkan Putty. Akhirnya, Putty pun menjadi sadar dan dia menjadi tobat. Chira mengingatkan Putty bahwa ternyata Allah masih sayang sama Putty maka Putty masih diselamatkan. Dan, Chira pun mengajak Putty untuk bersama-sama meraih cinta Allah. Cinta yang tidak semu. Cinta yang tidak akan membuat sakit hati.

 

Sumber: Imtichanah, Leyla. 2004. Cinta Buat Chira. Bandung. PT. Lingkar Pena Kreativa.

Sumber lain: Efendi, Winna. 2012. Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu. Jakarta. GagasMedia

 

Jodoh kita adalah cerminan diri kita

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum. Wr. Wb.

 

 

Nikah. Berbicara soal nikah, pasti nggak akan lepas dari berbicara soal jodoh.

Jodoh. Kadang saya bertanya-tanya:



“Siapa ya jodoh saya?”

“Di mana ya jodoh saya sekarang berada?”,

“Kapan ya saya dipertemukan sama jodoh saya?”



Ah, saya tak tahu. Jodoh itu rahasia Illahi.

Tapi terkadang, saya juga merasa khawatir, cemas, takut: nggak nikah-nikah!

Namun, perasaan-perasaan “jelek” yang bergejolak di dalam pikiran saya itu, saya enyahkan jauh-jauh. Saya buang jauh-jauh. Hush-hush! heheh.

Sebab, saya percaya Firman Allah dalam Al-Qur’an: bahwasanya, setiap manusia itu diciptakan berpasang-pasangan. Hanya saja waktu kapan dipertemukannya itu berbeda-beda.

Ya, semoga saja jangan lama-lama (?) eh? hahaha, kalau itu sih tergantung diri sendiri.

Bagaimana kualitas diri ini sudah baik atau belum???

Kalau bercermin diri (bukan fisik lho ya!), saya merasa belum berani untuk meminta dipertemukan dengan jodoh saya oleh Allah. Karena, saya merasa kualitas diri saya juga masih belum benar.

Saya tahu, jodoh kita adalah cerminan diri kita.

Begitu juga terdapat Firman Allah dalam Al-Qur’an yang pernah saya baca dan ingat:
“Wanita yang baik akan mendapatkan pria yang baik. Wanita yang buruk akan mendapatkan pria yang buruk.”

Jadi, saya belum berani untuk meminta jodoh sebelum diri saya sendiri benar.

Maka, saya harus memperbaiki kualitas pribadi diri saya dulu, baru saya sudah siap meminta.
Karena, saya juga tidak mau mendapatkan jodoh yang seperti saya, heheheh. Ya, begitulah.
Semoga saya bisa memegang komitmen dan konsisten dalam memperbaiki kualitas diri saya.
Aamiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin.






Salam hangat,


Penulis.


(Bandung, 18 Mei 2014)

Sabtu, 17 Mei 2014

Say Good Bye for Sadness

Tak kuijinkan duka lara
selalu bersemayam di dalam hati
di antara:
ribuan kali musim berganti.


Bila hadir lara,
aku akan tertawa,
"ha ha ha ha"


Dan, bukankah bahagia itu adalah pilihan
Kita menentukan,
Kita mau bahagia
atau,
bersedih hati ?


Dan, cara yang paling tepat untuk bahagia adalah:
selalu bersyukur
                              
                                     ;Bersyukur dengan apa yang kita miliki.








Note: "Jangan bahagia dulu baru kita bersyukur.
            tapi, bersyukurlah, maka kita bahagia." :)




Bandung, 01 Mei 2014






Salam hangat,


Penulis.



Senin, 21 April 2014

Don't give up!





Tulisan singkat biasa.



Ketika kamu mengalami kegagalan, maka kamu hanya akan dihadapkan oleh dua pilihan;
terus berusaha atau kamu berputus asa. Life is choices.
Kamu mau pilih yang mana, itu terserah kamu, *up to you!
Namun, ingatlah kawan, bukankah hampir setiap orang yang sukses itu awalnya dari bawah dulu? Dan, bukankah hampir setiap orang yang sukses itu pernah mengalami kegagalan?
Jadi, yang terpenting adalah tetap semangat dan jangan pernah menyerah, juga jangan lupa berdoa.
Yang terpenting adalah lakukan yang terbaik untuk saat ini untuk ke depannya.






Note: "Kesuksesan adalah bagaimana cara kita berdoa dan berusaha." -Dindaryani-

Minggu, 06 April 2014

Life is Struggle (Hidup adalah perjuangan)

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Apakabar sahabat?

Topik untuk tulisan saya kali adalah "hidup adalah perjuangan."
Saya telah mendapatkan pelajaran, setelah saya melihat, memperhatikan, menelaah beberapa pengalaman saudara, teman, sahabat, mantan gebetan, mantan pacar saya (eh, yg terakhir bohong deng! hehehee), saya dapat menyimpulkan bahwasanya "hidup itu adalah perjuangan."
Mengapa saya dapat memberi pernyataan demikian?
Berdasarkan dari pengalaman mereka, saya menyimpulkan bahwa kesuksesan itu tidak bisa diraih tanpa usaha dan kerja keras.
Jika kita menginginkan sesuatu, maka kita harus ada berjuang untuk mendapatkannya dengan usaha dan kerja keras. Tanpa usaha dan kerja keras, maka jangan terlalu berharap engkau mendapatkannya.
Jika kita memiliki mimpi dan ingin mimpi itu terwujud dan menjadi kenyataan, maka kita harus berjuang untuk menggapainya dengan usaha dan kerja keras. Tanpa usaha dan kerja keras, maka jangan terlalu berharap bahwa mimpimu akan terwujud dan menjadi kenyataan.
Untuk meraih mimpi dan menggapai kesuksesan, semua itu perlu usaha dan kerja keras. Sebab, kesuksesan itu tidak bisa langsung "instan" karena kesuksesan itu bukanlah makanan atau minuman yang bisa disaji secara "instan" tinggal seduh saja, hehee. Melainkan, semua itu perlu perjuangan; usaha dan kerja keras.
Dan, perjuangan dalam meraih kesuksesan atau mendapatkan apa yang kita inginkan juga tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Setelah memperhatikan beberapa pengalaman orang-orang yang sukses, kenyataannya semua dimulai dari bawah dulu; bersusah-susah dahulu. Banyak orang yang sukses awalnya dari bawah dulu. Mereka bersusah payah dahulu. Lalu, dengan usaha dan kerja keras, kemudian naik dan semakin naik hingga akhirnya menjadi sukses dan mendapatkan apa yang diinginkan. Ya, walaupun tak bisa dipungkiri, mungkin sebagian ada juga yang langsung sukses. Namun, semua itu juga atas kehendak dan izin Allah. SWT. Maka, janganlah engkau sombong dan berbangga hati.
Maka, satu hal yang terpenting adalah tak lupa berdoa. Karena, semua itu atas izin Allah. Kita sukses atas kehendak Allah. Ingat pepatah: "Berdoa adalah kunci sukses hidup."
Seseorang pernah berkata, "Dunia itu nggak perlu dikejar, yang penting dekat-dekat saja sama Allah, berdoanya yang banyak, berdoanya juga yang khusuk, maka dunia sendiri yang akan menghampiri."
Ya, memang, berdoa memang salah satunya untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, itu berarti kita meminta kepada Tuhan, tapi bukankah juga harus ada usaha dari diri kita pribadi?
Ingatlah ayat dalam Al-Qur'an juga terdapat penjelasannya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (Ar-Ra'ad; 11).. Maka, usaha dan kerja keras dari diri kita sendiri itu juga perlu.
Jadi, berusaha, berdoa dan ikhtiar; pasrah setelah berusaha dan berdoa.
Dan, apabila kita menginginkan sesuatu dan kita sudah berusaha dan berdoa tapi tidak dikabulkan, maka janganlah kita bersedih dan berprasangka buruk. Yakinlah, bahwa itu memang bukan yang terbaik dan Allah telah menyiapkan yang lebih baik atau bahkan yang terbaik untuk kita.
Jadi tetaplah berusaha, berdoa dan ikhtiar.
Tetap semangat dalam menjalani hidup.
Karena, hidup adalah perjuangan.


Note: "Where there is a will, there is a way." -quote from Sistem 50 Jam-



Salam hangat,

Dinda Aryani


-Setelah pulang dari kumpul saudara, 30 Maret 2014-

Rabu, 12 November 2014

Latihan menerjemahkan lirik lagu "Soulmate by Natasha Bedingfield"

Soulmate (Belahan Jiwa)




Incompatible, it don't matter though
tidak cocok, tidak jadi masalah sedikitpun



'Cos someone's bound to hear my cry
karena pasti akan ada seseorang yang mendengar tangisanku


Speak out if you do
katakanlah jika kau mendengarnya
You're not easy to find
kau tak mudah ditemukan
Is it possible Mr. Loveable
apakah mungkin Tuan yang "memesona" itu
Is already in my life?
sudahkah ada dalam kehidupanku?
Right in front of me
tepat di hadapanku
Or maybe you're in disguise
atau mungkin kau masih samar-samar


Who doesn't long for someone to hold
siapa yang tidak menginginkan seseorang untuk digenggam
Who knows how to love you without being told
siapa yang tahu bagaimana cara mencintaimu tanpa diberitahu
Somebody tell me why I'm on my own
seseorang bilang padaku mengapa aku seorang diri
If there's a soulmate for everyone
jika ada belahan jiwa untuk semua orang



Here we are again, circles never end
dan lagi kita di sini, perkumpulan ini tak pernah berakhir
How do I find the perfect fit
bagaimana aku dapat menemukan seseorang yang cocok
There's enough for everyone
cukup untuk setiap orang
But I'm still waiting in line
namun aku masih mengantri



Back to Reff.


Most relationships seem so transitory

kebanyakan hubungan terlihat begitu sebentar

They're all good but not the permanent one

semua itu memang bagus tapi tidak bertahan lama

Back to Reff.


Minggu, 18 Mei 2014

Love is You!

Di taman, pukul 04.00 sore hari.

“Nay, kau tahu bagaimana rasanya mencintai tapi dalam hati saja?” tanyaku memecah keheningan.

Nayla yang sedang serius main game di ponselnya langsung melirikku.

“Kau,”

“Kau sedang jatuh cinta? Cieee-cieeee! Akhirnya. Sama siapa? Siapa, siapa orang yang kau cintai itu?” tanyanya semangat sambil mengguncang-guncangkan tubuhku membuatku meringis.

“Aduh!”

“Katakan, kenalkan padaku. Siapa tahu kan nanti kita bisa double date” ujarnya.

“Cieeee!” godanya.

Aku tersenyum, namun dalam hati ini meringis.

Nay, tidakkah kau menyadari bahwa orang yang aku cintai itu adalah kamu. Namun, menyadari jarak usiaku dengan usiamu yang terpaut cukup jauh, memaksaku untuk bungkam. Aku sadar diri, kau tak akan mungkin mencintai aku yang usianya 5 tahun lebih muda darimu. Aku tak kan mungkin mengungkap perasaanku ini padamu. Aku takut, hal ini malah akan menghancurkan persahabatan kita. Maka, cukuplah mencintaimu dalam hati saja, walau terasa perih hati ini. Ditambah perih hati ini saat kau mengenalkan pacarmu padaku dua minggu yang lalu.

“Rey, kenalkan ini pacarku, Dio.”

“Dio, kenalkan ini sahabatku Rey.”

Aku memerhatikan pria yang kau rangkul mesra itu. Seorang pria dewasa yang gagah dan kharismatik. Ohoo, wajar saja kau lebih melirik pria itu dibanding diriku. Aku dan pria itu sangat berbeda. Hahaha, tentu saja berbeda. Dasar bodohnya aku! Inilah yang dinamakan takdir. Aku terlahir sebagai aku. Andai aku terlahir bukan sebagai aku, mungkin aku masih ada kesempatan untuk memilikimu. Seutuhnya.

“Hei Rey! Malah bengong!”

“Eh,” aku terlonjak.

“Iya, nanti deh, suatu saat aku kenalkan orang itu padamu, ya?”

“Kapan?”

“Kapan-kapan.”

“Ah kau ini bercanda saja, aku serius. Keburu,” Nayla tidak meneruskan perkataannya.

“Keburu apa?” tanyaku penasaran.

Kami terdiam sesaat.

“Rey, besok aku akan ke Paris, melanjutkan studiku di sana,” Nayla berkata tiba-tiba.

“Dan,” Nayla menghentikan perkataannya.

“Aku akan melangsungkan pernikahanku dengan Dio di sana juga” lanjutnya.

Glekk! Aku menelan ludahku. Kerongkonganku berasa tercekik.

“Ke,”

“Kenapa?”

“Kenapa kau baru mengabari sehari sebelum keberangkatanmu?” tanyaku getir.

Nayla terdiam.

“Maaf.” hanya satu kata itu yang melompat keluar dari mulut Nayla.

“Berapa lama kau di sana?”

“Aku tak tahu, Rey.”

“Ya sudahlah, selamat ya. semoga kau bahagia dengan pria pilihanmu itu.”

Aku menundukkan kepalaku dan kedua bola mataku menatap tanah. Kosong.

Mungkin, memang sudah saatnya aku melupakannya dan beralih mencintai orang lain.

***

Ini hari adalah hari keberangkatan Nayla ke Paris bersama calon suaminya itu. Aku melirik jarum jam menujukkan pukul 09.40. Pukul 10.00 pesawat menuju Paris akan mengudara. Aku mengetuk-ngetuk jari jemariku di atas meja belajar. 15 menit menuju bandara mungkin masih bisa. Maklum, jarak antara rumah kosanku dengan bandara sangat dekat sekali. Memberikan salam perpisahan? Apalah arti jika hati ini menjadi terluka melihat Nayla bersama kekasihnya. Aku tercenung. Tak lama, aku mengambil ponselku yang tergeletak di atas tempat tidur. Kuputuskan untuk mengirim pesan singkat saja sebagai salam perpisahanku padanya. Jam dinding berdenting. Pukul 10.00. Dari luar kamar, terdengar suara pesawat terbang. Aku beranjak dari kursi menuju jendela kamar. Kulihat pesawat terbang di udara. Selamat jalan, Nayla. Semoga kau bahagia bersama Dio.

***

4 tahun kemudian

Empat tahun telah berlalu. Aku menjalani hidupku. Bayanganmu masih menari-nari dalam pikiranku, Nay. Rupanya, aku belum bisa beralih mencintai orang lain. Dan, aku bahagia saat kau menghubungiku, mengabarkan bahwa kau sedang berada di Indonesia dan mengajakku bertemu di sebuah kafe hari ini. Ya, maka ini hari adalah hari yang sangat teramat spesial karena aku akan bertemu denganmu atau mungkin juga luka itu akan kembali menganga saat kau menceritakan kebahagiaanmu padaku, tentang kau bersama pria yang kau cintai, lalu tentang kau yang telah melahirkan anak-anak yang manis-manis dan lucu-lucu dan mungkin saja kau akan membawa mereka untuk dikenalkan padaku. Tentu saja semua itu tak kan menumbuhkan kembali harapanku yang tumbang empat tahun silam.

Aku menyemprotkan parfum Bvlgari Men ke tubuhku. Wangi parfum kesukaanmu. Kau ingat, dulu kau mengatakan padaku.

“Rey, wangi parfummu enak, pakai parfum apa?”

“Bvlgari men.”

“Oh, ah nanti kalau aku punya pacar, aku paksa dia pakai parfum jenis ini ah”

Aku tak tahu apakah Dio pada akhirnya dipaksa olehmu menggunakan parfum jenis ini atau tidak, karena waktu kau kenalkan dia padaku, aku tahu dia memakai parfum jenis George Armani. Ah entahlah, aku rasa Dio bukanlah tipe pria yang penurut pada wanita.

Aku keluar dari kamar kosanku setelah aku menata rapi rambutku. Aku berangkat menuju Expresso Cafe, tempat kita selalu menghabiskan waktu bersama dahulu.

Sesampainya di dalam kafe, seperti dulu, aku memilih duduk di salah satu bangku dekat kolam ikan dengan air mancurnya yang memberi kesejukan dan ketenangan di jiwa. Aku lalu memesan secangkir kopi pada pelayan kafe. Aku mulai menunggu. Rasa deg-degkan mulai menjalar dalam diriku. Seperti apa ya kau yang sekarang? Aku bertanya-tanya. Tak lama, sosok yang kutunggu datang dari arah pintu masuk. Sosok wanita berkulit putih, bertubuh tinggi dan langsing, rambut kecokelatan yang tergerai sebahu menambah ayu pesonanya. Aku memandangnya. Ternyata, kau masih tetap sama, Nay. Cantik. Kulihat Nayla melihatku dan lalu dia berjalan mendekat menghampiriku.

“Hai, sudah lama, Rey?” tanyanya setelah tepat berdiri di hadapan aku yang sedang duduk.

“Lumayan.” ujarku

“Duduklah.” pintaku

Nayla duduk di kursi kosong yang ada di hadapanku.

“Sudah pesan makanan?” tanyanya.

“Belum, baru pesan secangkir kopi.” aku menunjuk secangkir kopi yang asapnya masih mengepul itu.

“Ah rupanya kau tidak berubah. Masih menyukai kopi, Rey.”

“Tentu.” jawabku singkat

Nayla memanggil salah satu pelayan kafe dan kami pun memesan makanan. Aku memesan spagheti bayognese, sedangkan Nayla memesan cheese potatoes dan segelas orange juice.

“Apa kabar kau, Rey?”

“Seperti yang kau lihat saat ini.”

Ia tertawa. Tawanya masih sama seperti dulu. Manis. Seperti permen gulali.

“Oh iya, bagaimana kabar suamimu Dio? Pasti kau sudah mempunyai anak bukan? Ah kau sudah menjadi ibu-ibu.”

Nayla tertawa.

“Anak? Oh tidak!”

Aku melongo heran.

“Oh, kau sedang KB?”

“Aku tak jadi menikah dengan Dio.”

“Maksudmu?” tanyaku masih tak mengerti.

“Perlu kuulang kata-kataku?”

“Aku tak jadi menikah dengan Dio”

Aku kembali melongo heran.

“Lalu, dengan siapa kau sekarang?”

“Kau menikah dengan siapa?”

“Tidak dengan siapa-siapa, Rey.”

“Well, I am still single”

Dan, lagi, aku melongo heran. Entah aku harus bersedih hati karena dia tidak jadi menikah dengan pria yang katanya dia benar-benar mencintai pria itu atau bahagia karena masih ada kesempatan untukku untuk mendapatkannya. Oh, aku terlalu berharap sesuatu yang tak mungkin menjadi kenyataan. Sekali lagi, mungkin aku hanya bisa mencintainya dalam hati saja. Aku hanya penasaran mengapa? Mengapa Nayla tak jadi menikah dengan Dio? Apakah Dio telah menyakitinya? Aku memerhatikan wajahnya. Kulihat wajahnya berseri-seri. Sungguh, sama sekali tak mencerminkan wanita yang sedang patah hati.

“Rey, kau masih ingat empat tahun yang lalu kau pernah bertanya bagaimana rasanya mencintai dalam hati saja bukan? Dan aku belum sempat menjawabnya.”

Aku terkejut.

“Kau mau tahu rasanya itu seperti apa?”

“Seperti apa?” tanyaku penasaran.

“Seperti berada di tumpukan jarum. Perih.”

“Kau sedang jatuh cinta lagi? Pengganti Dio? Siapa pria yang kau cintai itu? Nyatakan saja padanya. Aku tak ingin kau merasakan perih seperti yang kualami, Nay.” usulku.

Plak! Bodoh. Aku sadar usulku ini seperti memasukkan tubuhku sendiri ke dalam air panas yang sedang mendidih di atas kompor.

Nayla angkat bahu. Beberapa menit kemudian, pelayan mengantarkan makanan dan minuman pesanan kami. Sementara aku masih berada di ambang tanyaku sendiri.

Rey, sesungguhnya aku memutuskan Dio karena aku masih mencintaimu. Namun, aku tak tahu apakah kau mencintai wanita yang usianya jauh lebih tua darimu atau tidak. Aku hanya bisa menunggu. Jika kau mencintaiku, pasti kau akan menyatakannya, bukankah begitu? Harap Nayla.

Resensi novel: Cinta Buat Chira


RESENSI NOVEL

 

Judul
: Cinta Buat Chira
Author
: Leyla Imtichanah
Penerbit
: PT. Lingkar Pena Kreativa
Distributor
: Mizan Media Utama
Tanggal terbit
: Juli 2004
ISBN/EAN
: 979-3651-06-7
Jumlah hal
: 250 hal
Tebal
: 18 cm
Harga
: 28. 000

 

 

Sinopsis

 

Chira, seorang gadis remaja kelas 1 SMA yang merasa dirinya serba kurang. Tubuhnya agak gemuk, wajahnya jerawatan dan otaknya juga tidak terlalu cerdas yang membuat Chira merasa dirinya itu tidak memiliki kelebihan sama sekali. Chira memiliki seorang sahabat yang baik dan setia kawan bernama Putty. Namun, Chira seringkali iri dan membanding-bandingkan dirinya dengan Putty. Putty yang cantik, imut, pintar dan memiliki banyak penggemar tidak perlu bersusah-susah membuat laki-laki di sekitar jatuh hati padanya. Hal itulah yang membuat Chira iri. Dalam hati, Chira juga ingin dicintai. Kalau tidak, buat apa dia diciptakan oleh Allah? Pikir Chira begitu selalu.

Hingga suatu saat, muncul sosok laki-laki bernama Farhan yang menurut Chira berbeda dengan laki-laki lainnya. Farhan baik padanya. Perkataannya juga lembut dan santun. Chira lantas jatuh hati. Karena cinta, Chira pun masuk dan ikut aktif  di Rohis sekolah. Chira juga sampai rela minum obat pelangsing yang membuatnya sakit perut. Namun, sayangnya, ternyata selama ini Chira hanya ge-er saja dan ternyata Farhan itu sama saja dengan laki-laki lainnya. Chira kembali sedih.

Sampai pada sosok Nayla yang adalah kakaknya Farhan memberi Chira sebuah formula cinta yang lain. Sebuah cinta sejati. Cinta yang tidak akan membuat sakit hati. Bukan Cinta semu. Cinta yang tak akan pernah lekang oleh waktu. Dan, Chira pun berusaha untuk meraih cinta yang lebih indah itu. Chira juga mengajak Putty yang sempat membuka jilbab karena ambisinya menjadi seorang model itu, untuk bersama-sama mengejar dan meraih cinta sejati itu.

 

 

 

 

Karakter

 

  • Chira: gemuk, jerawatan, tidak pintar, ge-eran, selalu mengeluh, memiliki rasa ingin tahu, mudah dinasihati.
  • Putty (sahabat Chira): cantik, imut, pintar, baik, setia kawan, sedikit sombong, sedikit “ngeyel”, susah diatur, memiliki ambisi.
  • Farhan (teman sekelas): baik, sholeh, santun, alim, pemalu.
  • Mba Naila (kakak Farhan, mentor Chira): baik, sholehah, dewasa dan bijaksana.
  • Milly (teman sekelas): centil, nyebelin, tukang gosip, suka ikut campur, “kepo”
  • June dan Fera (teman sekelas): nyebelin, tukang gosip, suka ikut campur dan “kepo”
  • Rana (adik Chira): gesit, sombong, sedikit tidak sopan sama kakaknya, tapi baik.

 

PLOT / Alur Cerita

 

  • Judul: Cinta Buat Chira.
  • Karakter protagonis: Chira, Putty, Farhan, Mba Naila.
  • Karakter antagonis: Milly, June dan Fera.
  • Karakter pendukung: Derry (ketua sekelas), Robert (teman sekelas), Rana (adik Chira), Bang Romi (tetangga Chira), anak-anak rohis.
  • Tema: remaja, pencarian cinta sejati.

 

Bagian awal:

 

  • BAB 1: perkenalan tokoh-tokoh yang ada di dalam novel. Menggambarkan bagaimana keadaan ekonomi dan fisik Chira. Memperkenalkan karakter Chira, Putty, Farhan dan beberapa teman sekelas Chira yang lainnya. Menggambarkan bagaimana keadaan lingkungan sekolah Chira. Menggambarkan bagaimana keadaan di kelas Chira.

Persahabatan Chira dan Putty. Menggambarkan kebaikan Putty dan beberapa teman sekelas Chira yang nyebelin.

  • BAB 2 : perilaku Derry (ketua kelas) terhadap Chira, yang tiba-tiba mendekati Chira membuat Chira menjadi ge-er dan merasa bahwa Derry itu suka sama Chira.
  • BAB 3: rasa ge-er Chira pada Derry semakin besar. Parahnya, Chira mengira dia sudah jadian sama Derry. Chira potong rambut model baru. Hati Chira menjadi berbunga-bunga. Ditambah lagi, kebaikan Farhan terhadap Chira membuat Chira juga menjadi ge-er sama Farhan, mengira bahwa Farhan juga naksir sama dia.
  •  
  • BAB 4: Putty potong rambut model baru sama persis kayak model rambut baru Chira. Chira menjadi kesal sama Putty. Chira jadi musuhin Putty. Ditambah lagi, Chira melihat Derry tiba-tiba mendekati Putty. Chira mengira Putty mau merebut Derry dari Chira. Chira jadi semakin iri dan kesal sama Putty.

Sub Plot 1: Chira tidak sengaja bertemu dengan Farhan pada saat pulang sekolah. Mereka satu angkot. Chira menceritakan masalahnya pada Farhan. Chira menceritakan bahwa dia sedang kesal dan marahan sama Putty dan dia juga tidak mau bicara lagi sama Putty. Lalu, Farhan menasihati Chira. Sesampainya di rumah, Chira jadi berpikir kembali dengan apa yang dinasihati Farhan. Chira mau baikan lagi sama Putty. Tapi, dia gengsi.

Sub Plot 2: Chira baru tahu ternyata Derry naksirnya sama Putty bukan sama Chira. Derry hanya menjadikan Chira sebagai mak comblang saja. Chira semakin iri dengan Putty. Sepulang sekolah, lagi-lagi Chira bertemu dengan Farhan. Chira menceritakan bahwa dia selalu iri sama Putty. Farhan menasihatinya lagi. Dan, Chira meminta bantuan Farhan agar bisa baikan lagi sama Putty.

  • BAB 5: Chira sudah baikan lagi sama Putty karena bantuan Farhan. Chira pulang bareng lagi sama Farhan. Melihat kedekatan Farhan dengan Chira, mba Naila, kakaknya Farhan mengira bahwa Farhan pacaran sama Chira. Dan, Farhan menjawab tidak pacaran. Lalu, mba Nayla pun meminta Farhan untuk tidak berdua-duaan lagi dengan Chira. Farhan pun sadar, ternyata selama ini dia telah lalai. Farhan akhirnya menjaga jarak dengan Chira.
  • Sub Plot: Putty dilabrak sama Doni (kakak kelas) dan pacarnya Doni. Disangkanya Putty mengirim surat cinta dan nembak Doni. Padahal bukan Putty yang nulis surat cinta itu melainkan Milly, June dan Fera. Putty sakit hati dengan perkataan kak Doni dan pacarnya. Putty menjadi kesal dengan Milly, June dan Fera.
  • BAB 6: hubungan Putty dan Milly, June dan Fera memburuk. Suatu saat, Putty memutuskan untuk mengenakan jilbab untuk memulihkan nama baiknya. Putty pun ke sekolah dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. Sekarang, dia mengenakan jilbab ke sekolah. Semua teman-temannya terkejut termasuk Chira. Putty pun tiba-tiba antusias ingin masuk Rohis.

Sub Plot: di sisi lain, Farhan yang tiba-tiba menjauhi Chira membuat Chira heran. Chira heran mengapa tiba-tiba Farhan menjaga jarak sama Chira. Akhirnya, Chira mengambil kesimpulan ternyata Farhan toh sama saja seperti laki-laki lainnya yang hanya melihat perempuan dari fisik.

Sub Plot 2: Farhan memberi tahu mba Naila bahwa Chira menjadi marah sama Farhan dan menceritakan masalah Chira semuanya ke mba Naila. Dan, mba Naila meminta Farhan untuk mengajak Chira ikut masuk Rohis.

  • BAB 7: Putty meminta Farhan untuk mendaftarkan dirinya masuk Rohis. Dan, Farhan meminta Putty agar mengajak Chira saat kajian Rohis pada hari Minggu besok. Lalu, Putty memberi tahu Chira kalau Farhan ingin Chira juga masuk Rohis. Lagi-lagi, Chira menjadi  ge-er. Dan, tak sengaja pula dia melihat iklan di televisi: iklan obat yang dapat membuat tubuh menjadi langsing dan wajah menjadi cling alias mulus.
    Sub Plot: Chira dan Putty datang ke kajian Rohis pada hari Minggu. Saat pulang kajian Rohis, Chira tidak sengaja bertemu dengan mba Naila. Dan, mereka pulang bareng. Chira berharap bisa dekat dengan mba Nayla, kakaknya Farhan itu. Chira turun di pasar untuk membeli obat yang ada di iklan yang dia lihat di televisi kemarin.
  • BAB 8: Chira jadi sakit perut terus gara-gara dia over dosis minum obat pelangsing dan membuat muka jadi cling tersebut. Suatu saat, Chira tidak masuk ke sekolah karena masih sakit. Mba Naila, Putty, Milly, Juli, June, Fera dan teman-teman Rohis menjenguk Chira.
  • BAB 9: Chira sudah sembuh dan bisa masuk sekolah lagi. Hari Minggu juga dia sudah bisa mengikuti kajian Rohis lagi. Chira dan Putty mengikuti kajian Rohis lagi pada hari Minggu. Setelah kajian Rohis, ada pembentukan kelompok untuk mentoring setiap minggunya. Chira kebagian satu kelompok dengan Putty dan kebagian mentornya adalah mba Naila.
  • BAB 10: Chira dan Putty jadi aktif di Rohis. Namun, selidik punya selidik, ternyata Putty masuk Rohis karena ada sesuatu hal. Saat mentoring akhwat, Putty tidak ikut mentoring alasannya karena dia ada les. Sementara, Chira jadi sendirian ikut mentoring tanpa Putty. Chira jadi heran, padahal Putty yang pertama kali antusias ikutan Rohis tapi Putty tidak mau mengikuti semua kegiatan Rohis salah satunya adalah mengikuti mentoring itu. Chira mendapat manfaat yang sangat besar dari mentoring tersebut. Tiba-tiba dia jadi berpikir untuk mengenakan jilbab.
  • BAB 11: waktu terus berlalu. Chira selalu mengikuti kajian mentoring. Sementara, Putty tak pernah hadir sekali pun saat mentoring. Saat liburan sekolah, Rohis akan mengadakan Mabit (malam bina iman dan takwa) di suatu tempat. Dan, semua anggota Rohis akan ikut.
  • BAB 12: Putty tiba-tiba dengan semangat meminta Chira untuk mendaftarkan dirinya ikutan Mabit. Chira jadi malu dan tidak enak sama mba Naila karena Putty tidak pernah sekali pun datang mentoring dan tiba-tiba ingin ikutan Mabit. Mabit diadakan di taman mini indonesia indah. Chira memutuskan mulai hari itu juga dia mengenakan jilbab. Semuanya bersyukur melihat Chira mengenakan jilbab dan mendoakannya semoga istiqomah. Mereka menginap selama tiga malam.
  • BAB 13: sudah dua hari berlalu. Chira sudah mendapatkan banyak ilmu agama selama dia mengikuti Mabit. Suatu saat, pada saat malam terakhir Mabit, Chira tidak enak badan dan dia jadi tidak bisa ikutan melihat pentas seni. Chira meminta Putty untuk menemaninya tapi Putty menolak karena dia ingin melihat kak Adrian. Chira kaget. Putty memberi tahu Chira bahwa dia sudah lama naksir sama kak Adrian, ketua Rohis. Mabit telah memberikan banyak pelajaran berharga pada Chira terutama Chira mendapatkan banyak ilmu agama.
  • BAB 14: Mabit telah selesai. Hari ini Chira naik ke kelas dua SMA. Dia sekelas lagi sama Putty. Sekarang, Chira ke sekolah mengenakan jilbab. Semua terkejut melihat Chira dan membanding-bandingkan Chira dengan Putty yang mengenakan jilbab.
    Sub Plot: Putty bilang ke Chira kalau dia akan menyatakan cinta pada kak Adrian. Tiba-tiba, Putty datang ke Chira sambil nangis. Katanya Putty, kak Adrian belum siap. Akhirnya, Putty memutuskan untuk tidak aktif di Rohis lagi. Dia tidak mau lagi ikut kajian Rohis lagi setiap hari Minggu itu. Chira jadi heran. Sementara, Chira masih ingin ikutan aktif di Rohis karena banyak pelajaran berharga yang telah dia dapatkan selama ikut Rohis. Karena itu, Putty menjadi marah sama Chira karena Chira tidak mengerti keadaannya dan tidak setia kawan.
  • BAB 15: Putty sudah tidak marah lagi sama Chira karena Putty sadar bahwa itu bukan kesalahan Chira dan itu juga hak Chira mau masih ikut Rohis atau tidak. Putty mengajak Chira jalan-jalan ke mall pada saat malam hari. Sebenarnya, Chira malas jalan-jalan ke mall. Di mall, Chira dan Putty melihat ada kompetisi pemilihan putra-putri remaja. Dan, mereka menonton acara itu. Putty bertemu dengan bapak-bapak pencari bakat dari suatu agency xxx dan menawarkan Putty untuk ikutan casting menjadi model. Bapak itu bilang bahwa Putty memiliki bakat untuk menjadi seorang model. Putty pun langsung mengiyakan tawaran bapak-bapak tersebut. Putty menceritakan pada Chira. Putty memutuskan untuk melepas jilbabnya. Putty tidak akan mengenakan jilbab lagi. Chira jadi khawatir.
  • BAB 16: sekarang, Putty ke sekolah tidak mengenakan jilbab. Putty meminta Chira untuk mengantarnya ke tempat di mana dia akan ikutan casting menjadi model. Tadinya Chira menolak, tapi dia khawatir dengan Putty. Suatu malam, Chira dijemput Putty yang diantar sama sopirnya. Sesampainya di tempat, Putty masuk ke dalam, sementara Chira dan sopirnya menunggu. Chira khawatir mencari Putty. Dan, ternyata Putty dalam bahaya. Chira buru-buru memanggil sopirnya Putty yang sedang menunggu di mobil. Mereka pun menyelamatkan Putty. Akhirnya, Putty pun menjadi sadar dan dia menjadi tobat. Chira mengingatkan Putty bahwa ternyata Allah masih sayang sama Putty maka Putty masih diselamatkan. Dan, Chira pun mengajak Putty untuk bersama-sama meraih cinta Allah. Cinta yang tidak semu. Cinta yang tidak akan membuat sakit hati.

 

Sumber: Imtichanah, Leyla. 2004. Cinta Buat Chira. Bandung. PT. Lingkar Pena Kreativa.

Sumber lain: Efendi, Winna. 2012. Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu. Jakarta. GagasMedia

 

Jodoh kita adalah cerminan diri kita

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum. Wr. Wb.

 

 

Nikah. Berbicara soal nikah, pasti nggak akan lepas dari berbicara soal jodoh.

Jodoh. Kadang saya bertanya-tanya:



“Siapa ya jodoh saya?”

“Di mana ya jodoh saya sekarang berada?”,

“Kapan ya saya dipertemukan sama jodoh saya?”



Ah, saya tak tahu. Jodoh itu rahasia Illahi.

Tapi terkadang, saya juga merasa khawatir, cemas, takut: nggak nikah-nikah!

Namun, perasaan-perasaan “jelek” yang bergejolak di dalam pikiran saya itu, saya enyahkan jauh-jauh. Saya buang jauh-jauh. Hush-hush! heheh.

Sebab, saya percaya Firman Allah dalam Al-Qur’an: bahwasanya, setiap manusia itu diciptakan berpasang-pasangan. Hanya saja waktu kapan dipertemukannya itu berbeda-beda.

Ya, semoga saja jangan lama-lama (?) eh? hahaha, kalau itu sih tergantung diri sendiri.

Bagaimana kualitas diri ini sudah baik atau belum???

Kalau bercermin diri (bukan fisik lho ya!), saya merasa belum berani untuk meminta dipertemukan dengan jodoh saya oleh Allah. Karena, saya merasa kualitas diri saya juga masih belum benar.

Saya tahu, jodoh kita adalah cerminan diri kita.

Begitu juga terdapat Firman Allah dalam Al-Qur’an yang pernah saya baca dan ingat:
“Wanita yang baik akan mendapatkan pria yang baik. Wanita yang buruk akan mendapatkan pria yang buruk.”

Jadi, saya belum berani untuk meminta jodoh sebelum diri saya sendiri benar.

Maka, saya harus memperbaiki kualitas pribadi diri saya dulu, baru saya sudah siap meminta.
Karena, saya juga tidak mau mendapatkan jodoh yang seperti saya, heheheh. Ya, begitulah.
Semoga saya bisa memegang komitmen dan konsisten dalam memperbaiki kualitas diri saya.
Aamiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin.






Salam hangat,


Penulis.


(Bandung, 18 Mei 2014)

Sabtu, 17 Mei 2014

Say Good Bye for Sadness

Tak kuijinkan duka lara
selalu bersemayam di dalam hati
di antara:
ribuan kali musim berganti.


Bila hadir lara,
aku akan tertawa,
"ha ha ha ha"


Dan, bukankah bahagia itu adalah pilihan
Kita menentukan,
Kita mau bahagia
atau,
bersedih hati ?


Dan, cara yang paling tepat untuk bahagia adalah:
selalu bersyukur
                              
                                     ;Bersyukur dengan apa yang kita miliki.








Note: "Jangan bahagia dulu baru kita bersyukur.
            tapi, bersyukurlah, maka kita bahagia." :)




Bandung, 01 Mei 2014






Salam hangat,


Penulis.



Senin, 21 April 2014

Don't give up!





Tulisan singkat biasa.



Ketika kamu mengalami kegagalan, maka kamu hanya akan dihadapkan oleh dua pilihan;
terus berusaha atau kamu berputus asa. Life is choices.
Kamu mau pilih yang mana, itu terserah kamu, *up to you!
Namun, ingatlah kawan, bukankah hampir setiap orang yang sukses itu awalnya dari bawah dulu? Dan, bukankah hampir setiap orang yang sukses itu pernah mengalami kegagalan?
Jadi, yang terpenting adalah tetap semangat dan jangan pernah menyerah, juga jangan lupa berdoa.
Yang terpenting adalah lakukan yang terbaik untuk saat ini untuk ke depannya.






Note: "Kesuksesan adalah bagaimana cara kita berdoa dan berusaha." -Dindaryani-

Minggu, 06 April 2014

Life is Struggle (Hidup adalah perjuangan)

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Apakabar sahabat?

Topik untuk tulisan saya kali adalah "hidup adalah perjuangan."
Saya telah mendapatkan pelajaran, setelah saya melihat, memperhatikan, menelaah beberapa pengalaman saudara, teman, sahabat, mantan gebetan, mantan pacar saya (eh, yg terakhir bohong deng! hehehee), saya dapat menyimpulkan bahwasanya "hidup itu adalah perjuangan."
Mengapa saya dapat memberi pernyataan demikian?
Berdasarkan dari pengalaman mereka, saya menyimpulkan bahwa kesuksesan itu tidak bisa diraih tanpa usaha dan kerja keras.
Jika kita menginginkan sesuatu, maka kita harus ada berjuang untuk mendapatkannya dengan usaha dan kerja keras. Tanpa usaha dan kerja keras, maka jangan terlalu berharap engkau mendapatkannya.
Jika kita memiliki mimpi dan ingin mimpi itu terwujud dan menjadi kenyataan, maka kita harus berjuang untuk menggapainya dengan usaha dan kerja keras. Tanpa usaha dan kerja keras, maka jangan terlalu berharap bahwa mimpimu akan terwujud dan menjadi kenyataan.
Untuk meraih mimpi dan menggapai kesuksesan, semua itu perlu usaha dan kerja keras. Sebab, kesuksesan itu tidak bisa langsung "instan" karena kesuksesan itu bukanlah makanan atau minuman yang bisa disaji secara "instan" tinggal seduh saja, hehee. Melainkan, semua itu perlu perjuangan; usaha dan kerja keras.
Dan, perjuangan dalam meraih kesuksesan atau mendapatkan apa yang kita inginkan juga tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Setelah memperhatikan beberapa pengalaman orang-orang yang sukses, kenyataannya semua dimulai dari bawah dulu; bersusah-susah dahulu. Banyak orang yang sukses awalnya dari bawah dulu. Mereka bersusah payah dahulu. Lalu, dengan usaha dan kerja keras, kemudian naik dan semakin naik hingga akhirnya menjadi sukses dan mendapatkan apa yang diinginkan. Ya, walaupun tak bisa dipungkiri, mungkin sebagian ada juga yang langsung sukses. Namun, semua itu juga atas kehendak dan izin Allah. SWT. Maka, janganlah engkau sombong dan berbangga hati.
Maka, satu hal yang terpenting adalah tak lupa berdoa. Karena, semua itu atas izin Allah. Kita sukses atas kehendak Allah. Ingat pepatah: "Berdoa adalah kunci sukses hidup."
Seseorang pernah berkata, "Dunia itu nggak perlu dikejar, yang penting dekat-dekat saja sama Allah, berdoanya yang banyak, berdoanya juga yang khusuk, maka dunia sendiri yang akan menghampiri."
Ya, memang, berdoa memang salah satunya untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, itu berarti kita meminta kepada Tuhan, tapi bukankah juga harus ada usaha dari diri kita pribadi?
Ingatlah ayat dalam Al-Qur'an juga terdapat penjelasannya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (Ar-Ra'ad; 11).. Maka, usaha dan kerja keras dari diri kita sendiri itu juga perlu.
Jadi, berusaha, berdoa dan ikhtiar; pasrah setelah berusaha dan berdoa.
Dan, apabila kita menginginkan sesuatu dan kita sudah berusaha dan berdoa tapi tidak dikabulkan, maka janganlah kita bersedih dan berprasangka buruk. Yakinlah, bahwa itu memang bukan yang terbaik dan Allah telah menyiapkan yang lebih baik atau bahkan yang terbaik untuk kita.
Jadi tetaplah berusaha, berdoa dan ikhtiar.
Tetap semangat dalam menjalani hidup.
Karena, hidup adalah perjuangan.


Note: "Where there is a will, there is a way." -quote from Sistem 50 Jam-



Salam hangat,

Dinda Aryani


-Setelah pulang dari kumpul saudara, 30 Maret 2014-